Patokan Tingkah Laku Manusia dalam Kehidupan?

Patokan Tingkah Laku Manusia dalam Kehidupan?


MAFAHIM ISLAM ADALAH PATOKAN-PATOKAN TINGKAH LAKU MANUSIA DALAM KEHIDUPAN

Pemikiran-pemikiran Islam adalah berupa mafahim, bukan sekedar ma'lumat yakni informasi-informasi yang hanya berupa pengetahuan. Arti keberadaannya sebagai mafahim adalah bahwasanya pemikiran-pemikiran Islam memiliki makna yang menunjukan suatu kenyataan dalam kehidupan. Pemikiran-pemikiran tersebut bukan sekedar keterangan terhadap hal-hal yang disangka keberadaannya secara logis. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, setiap makna yang ditunjuk olehnya memiliki fakta-fakta yang dapat diindera oleh setiap manusia; baik itu merupakan mafahim yang membutuhkan pemikiran dan perenungan yang mendalam, atau berupa mafahim yang dapat dipahami dengan mudah. juga apakah makna itu merupakan hal-hal yang dapat diindera, yakni yang memiliki fakta inderawi, seperti ide-ide yang berkaitan dengan pemecahan problema hidup, pemikiran-pemikiran, dan opini-opini umum, ataukah merupakan hal-hal ghaib tetapi yang menghkabarkannya kepada kita adalah sesuatu yang dapat dipastikan keberadaannya oleh akal secara inderawi, seperti adanya Malaikat, Sorga atau Neraka. Jadi seluruh pemikiran Islam adalah berupa fakta-fakta riil yang memiliki penunjukan-penunjukan (makna) yang nyata dalam jangkauan indera atau benak manusia. Dengan kata lain merupakan fakta yang memiliki penunjukan yang nyata dalam benak, secara tegas dan pasti.

Hanya saja, penunjukan yang nyata tersebut bukanlah merupakan pembahasan semisal astronomi, pengetahuan tentang kedokteran, atau konsep pemikiran yang berkaitan dengan ilmu kimia yang telah disampaikan kepada kita guna memanfaatkan apa yang ada dalam alam semesta. Tetapi sebaliknya, penunjukan-penunjukan itu merupakan patokan-patokan tingkah laku manusia dalam kehidupan dunia ini dan untuk menuju   kehidupan akhirat, tak ada hubungannya dengan selain itu. Patokan-patokan itu datang sebagai petunjuk dengan membawa rahmat, peringatan dan nasehat. Juga untuk memecahkan problema hidup yang timbul dari perbuatan manusia serta menentukan bentuk tingkah lakunya.


Jika kita menelusuri mafahim ini dalam nash-nash yang menjadi sumber mafahim tersebut, yakni nash-nash yang menerangkan pemikiran- pemikiran yang melahirkan mafahim tersebut, maka akan kita dapati bahwa seluruh nash yang ada, datang dalam bentuk ini (sebagai patokan tingkah laku manusia) tidak dalam bentuk lain; dan terbatas hanya pada pembahasan ini. Jadi, nash-nash Al Qur'an dan Sunnah, baik dari segi manthuqnya (apa yang ditunjuk oleh lafadz), atau dari segi mafhumnya (apa yang ditunjuk oleh makna lafadz), ataupun dari segi dilalahnya, seluruhnya terbatas dalam satu cakupan, yaitu aqidah dan hukum-hukum yang terpancar dari aqidah, termasuk pemikiran-pemikiran yang dibangun di atas aqidah tersebut. Tidak ada pembahasan selain itu.

Oleh karena itu setiap muslim diwajibkan memahami bahwa nash-nash syari'ah, yaitu Al Qur'an dan Sunnah, datang untuk diamalkan, dan khusus ditujukan terhadap tingkah laku manusia dalam kehidupan. Dengan kata lain, setiap muslim wajib menyadari dua hal dalam Islam, yaitu:

Pertama:

Bahwasanya Islam datang dengan membawa mafahim sebagai patokan untuk mengatur tingkah lakunya dalam kehidupan dunia ini, dan menuju kehidupan akhirat. Kemudian, ia pun mengambil setiap pemikiran Islam sebagai patokan (peraturan) untuk mengatur tingkah lakunya sesuai dengan peraturan tersebut. Jadi yang menonjol dalam Islam adalah segi amaliyah (praktis), bukan segi ta'limiyah (teoritis) semata. Perlu diketahui, jika Islam diambil dari segi teori semata, tentu akan kehilangan shibghah (warna) aslinya, yaitu kedudukannya sebagai patokan untuk mengontrol tingkah laku manusia; dan akhirnya Islam pun hanya akan sekedar menjadi pengetahuan belaka, sebagaimana ilmu geografi dan sejarah. Dengan demikiaan Islam akan kehilangan daya hidup (power) yang ada padanya, dan iapun tidak akan menjadi Islam yang murni, tetapi hanya sekedar pengetahuan Islam, yang dapat ditandingi oleh kaum orientalis kafir yang tidak mengimani apa yang mereka pelajari dari Islam, dan orang-orang yang mempelajarinya hanya untuk menghantam Islam dan pemeluknya. Dua orang tersebut akan sama kedudukannya dengan seorang Muslim yang 'alim, yang beriman pada ajaran Islam, tetapi mensifatinya sekedar sebagai pengetahuan atau kepuasan intelektual, tanpa terlintas dalam hatinya untuk megambil ajaran-ajaran Islam sebagai patokan bagi tingkah lakunya dalam kehidupan ini.

Oleh karena itu, mengetahui pemikiran-pemikiran Islam dan hukum syara' tanpa merealisasikannya sebagai patokan tingkah laku manusia dalam kehidupan ini adalah suatu penyakit yang menjadikan Islam tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku kaum muslimin dewasa ini.

Kedua :

Wajib disadari oleh setiap muslim tentang Diinul Islam, bahwasanya Al Qur'an dan Sunnah diturunkan tidak lain sebagai Diin dan Syari'at, bukan sekedar pengetahuan atau ilmu semata. Dan keduanya, tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan manapun, baik itu ilmu sejarah, geografi, ilmu alam, kimia, atau penciptaan-penciptaan dan penemuan- penemuan ilmiyah.

Ayat-ayat yang tercantum dalam Al Qur'an tentang bulan, bintang, planet, gunung, sungai, hewan, burung, dan tumbuh-tumbuhan, sebagaimana tercantum dalam firman Allah:

"(Dan) matahari berjalan (berputar pada lingkaran yang ditentukan) sampai ia berakhir (pada batas tertentu). (QS Yaasin: 38)

"(Api neraka) yang menembus ke dalam" (QS Al Humazah: 7)

Begitu juga ayat-ayat lain yang serupa dengan kedua ayat tersebut, tidak memiliki suatu petunjuk pun terhadap ilmu pengetahuan. Ayat-ayat itu bermaksud mengajak manusia memperhatikan kekuasaan Allah, menjadi petunjuk terhadap keagungan Allah, serta memberi petunjuk kepada manusia tentang hal-hal yang dapat menundukkan akalnya, akan sangat perlunya beriman kepada Allah SWT.

Jadi ayat-ayat tersebut adalah bukti-bukti kekuasaan dan keagungan Allah SWT, serta merupakan himbauan kepada akal manusia untuk melakukan pengamatan, agar ia sadar dan mengambil petuah dari ayat-ayat tersebut. Ayat-ayat itu bukanlah dimaksudkan untuk sekedar pembahasan di bidang sains atau ilmu pengetahuan umum.

Jadi, pemikiran-pemikiran Islam yang terdapat dalam Al Qur'an dan Sunnah tidaklah sekedar sebagai pengetahuan atau pembahasan teoritis, tetapi diturunkan untuk memecahkan problematika kehidupan manusia; dan merupakan patokan-patokan bagi tingkah laku manusia dalam kehidupan dunia, serta dalam perjalannya menuju kehidupan akhirat.

Bersambung ....

Dikutip dari Kitab Fikrul Islam


Posting Komentar