Bicara perempuan, adalah makhluk Allah yang indah, menarik, menjadi pusat perhatian, jadi rebutan. Akan tetapi, cewek itu sering dikatakan lemah, butuh perhatian, butuh kasih sayang, butuh perlindungan, kalah dalam segi fisik daripada laki-laki. Sejarah perempuan dari tempo dulu mulai peradaban Yunani, dalam peradaban Yunani menganggap bahwa cewek sebagai pelengkap.
Peradaban timur, dari kaum Hindu juga menganggap bahwa cewek itu boleh hidup selama suami hidup, dan hak hidup itu juga akan berhenti ketika suaminya meninggal. Umat Kristen juga menganggap wanita sebelah mata, makhluk terkutuk,karena menyebabkan nabi Adam dilempar dari surga. Dianggap perangkap setan, maka dari itu cewek diperlakukan secara sewenang-wenang, dibakar, dibunuh, dan diperkosa. Itu jaman dulu cewek dihinakan, perangkap setan, dan diperlakukan sewenang wenang. Namun coba sekarang kita akan perbandingkan dengan jaman sekarang. Setiap iklan pasti ada wanita yang dipajang, ada wanita yang tampil, karena dianggap menarik. Dan mendongkrak kemajuan ekonomi bangsa.
Walhasil wanita tidak berharga karena dipajang dimana-mana tanpa menutup aurat, dulu cewek dihinakan, tetapi cewek sekarang menghinakan dirinya sendiri. Tanpa malu, memajang dirinya sendiri dianggap lebih berharharga, itulah karena pengaruh feminisme dan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan serta bias gender.
Cewek, lebih suka dipuji, maka dari itu cewek akan melakukan apapun agar dapat menarik hati dan dipuji khususnya kaum pria. Kerena tujuan itu, perempuan mempercantik dirinya, memakai barang-barang yang bergengsi, berbelanja sesuatu untuk mempercantik dirinya, dan perempuan menjadi lebih hedonis daripada laki-laki.
Akhirnya perempuan yang lebih konsumtif tadi menuntut hak yang lebih, karena dianggap laki-laki sudah tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Dan perempuan mengguggat cerai suaminya, mereka lebih suka keluar rumah daripada di rumah. Karena merasa perannya harus sama dengan laki-laki. Cewek melakukan sek bebas dimana-mana, poliandri juga terjadi, menhabiskan sisa waktunya untuk meraih karir setinggi-tingginya, tidak lagi memperhatikan perannya sebagai ibu.
Peran ibu, itu tidak penting bagi cewek sekarang, karena ibu itu diidentikkan dengan cewek terbelakang, bodoh, tidak gaul, dan miskin. Jadi jika wanita ingin pintar dan maju harus meninggalkan peran ibu.
Sebuah fakta seorang wanita yang sudah lulus dari perguruan tinggi kemudian menikah dan punya anak, dan disuruh untuk melaksanakan perannya sebagai ibu, merawat anaknya, mendidiknya, tentu dia tidak mau. Karena dia berfikir buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya hanya menjadi ibu rumah tangga. Sayang banget!
Maka harus meniti karir, karena jamannya sekarang sudah maju bukan saatnya wanita di rumah, tetapi wanita juga berperan diluar rumah.
Ketika perempuan banyak yang keluar rumah, akibatnya anak-anak mereka ditelantarkan, diserahkan pada penitipan anak, anak-anak lebih dekat dengan pengasuhnya daripada dengan ibunya.
Padahal peran ibu itu adalah peran yang paling utama dan tidak bisa tergantikan, dimana ibu berpijak, pasti itu yang diikuti sang buah hati, jadi ibu adalah sosok yang paling urgen dalam rumah tangga.
Cewek Itu Istimewa
Allah menurunkan anugerah yang sangat indah untuk perempuan, walaupun perempuan adalah makhluk yang cerewet, tapi dia istimewa. Apa yang dimiliki perempuan tidak dimiliki oleh laki-laki. Cewek itu selain banyak berkata-kata, juga bisa berbuat sesuatu dalam satu waktu. Cewek itu bisa masak, sambil nyuci, ambil air, dengerin radio, jagain anak, itu dalam satu waktu lho. Hebat kan? Tentu.
Tapi kalau cowok itu fokus pada satu tujuan. Jika dia ingin menuju sesuatu terus ada yang mengganggu konsentrasinya, bisa jadi sudah tidak fokus lagi, bisa-bisa marah karena tidak bisa menuju sesuatu yang dituju dengan maksimal.
Itu semua terjadi karena cewek itu dikaruniai Allah sebuah jembatan otak yang luas dibanding laki-laki, kalau laki –laki jembatan otaknya sempit. Tapi bukan berarti mendiskreditkan cowok. Allah menciptakan dengan perbedaan itu karena Allah tahu yang terbaik untuk hambanya. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan berbeda karena laki-laki dengan perempuan mempunyai tugas yang berbeda pula. Nah dengan berbedaaan aktivitas tersebut, ababila cewek dan cowok tersebut melakukan aktivitasnya sesuai dengan arah dan karunia yang telah diberikan Allah, maka manusia tersebut mendapatkan kemuliaan dan pahala.
Misal cewek tugasnya masak, jadi ibu rumah tangga, walaupun itu dianggap rendah sekarang tetapi pahalanya ya disitu, bukan diperoleh dari yang lain. Contoh keluar malam, bekerja seperti laki-laki mencari nafkah, dan lain-lain tidak dilakukan oleh cewek, tapi cewek memperoleh pahala dari karunia yang diberikan oleh Allah itu sendiri. Laki-laki juga mereka harus bekerja, mencari nafkah, itu karena laki-laki mempunyai pahala dari situ. Apabila laki-laki telah melaksanakan tugasnya dengan baik maka akan mendapat pahala dari situ.
Dengan perbedaan itu bukan berarti untuk dibedakan status kemuliaannya, tetapi sama –sama memiliki kesempatan mulia dihadapan Allah, jika manusia tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Dengan perbedaan itu bisa dijadikan untuk saling melengkapi dan bagi tugas. Jika cewek pinter bahasa, cowok pinter logika, jadi dengan bahasa dan logika bisa dipersatukan.
Suatu perbedaan itu yang jadi masalah kalau sekarang, bahkan kerena perbedaan tersebut ada yang menyalahkan Pencipta, itu sangat berbahaya. Padahal Allah menciptakan perbedaan tersebut memang mempunyai maksud tersendiri, agar manusia berlomba-lomba untuk memperoleh ridho-Nya, tapi dengan cara yang berbeda.
Kesalahpahaman wawasan tentang dirinya sendiri menimbulkan konflik yang besar, padahal jika memahaminya sungguh karunia Allah. Dengan karunia yang diberikan oleh Allah pada perempuan kita bisa menggali potensi agar memperoleh ridho-Nya. Jangan lupa Allah juga menciptakan semua manusia yang lahir kedunia baik cewek atau cowok itu semua punya potensi.
Jadi kita harus mengembangkan apa yang diberikan oleh Allah, tidak seharusnya kita mencari sesuatu yang jelas-jelas cewek tidak bisa lakukan tetapi kita memaksanya. Karena jika kita fokus agar kita itu sama dengan cowok, kita akan lupa dengan bagaimana bisa mengembangkan potensi yang telah diberikan oleh Allah. Kata orang bijak, jika kita tidak bisa menemukan potensi pada diri kita sendiri, maka kita sama saja meragukan Pencipta. Right!!
Mulai sekarang lakukanlah sesuatu yang bisa mengembangkan potensi diri, dan menemukan jati diri. Karena cewek itu istimewa maka harus kita istimewakan hidup kita. Jika saat ini belum tahu apa potensimu, maka mulai tulislah keinginanmu. Keinginan jangan dipendam dalam pikiran nanti jadi membeku dan kadaluawarsa. Jika sudah seperti itu, wah ibarat makanan itu sudah tidak enak bahkan jika dimakanpun bisa mengantarkan pada sesuatu yang berbahaya, contoh kematian. Ngeri kan?
Nah sekarang tulislah keinginanmu. 1…….,2…..,3….., dan seterusnya sebanyak mungkin dan tempelkan pada tempat yang sering kamu kunjungi. Bisa kamar, bisa dapur dan dimana saja. Yang penting kita bisa sesering mungkin bisa membacanya. Tulislah sebuah target-target untuk mencapai keinginan tersebut. Keinginan akan berakhir keinginan saja jika kita tidak punya target untuk mencapainya. Setelah itu actionlah. Setelah action lakukan berulang ulang hingga kita ekspert/ahli didalamnya. Setelah kita ekspert maka keberhasilan akan menunggumu.
Jika kita melihat kisah-kisah perempuan-perempuan jaman dulu itu banyak yang berhasil dan bahkan berhasil menjadi contoh untuk semua perempuan saat ini. Seperti bunda Aisyah, ibunda Khatijah, dan masih banyak lagi, ya karena mereka itu adalah orang yang mampu memaksimalkan apa yang diberikan oleh Allah. Maka hasilnya pun istimewa…!!!
Perempuan Punya Jati Diri
Cewek istimewa, cewek itu hebat, cewek itu unik. Berbagai keistimewaan cewek tidak dimililiki cowok. Maka dari itu cewek harus punya jati diri agar bisa memanfaatkan potensi yang dimiliki. Cewek yang beragama muslim adalah muslimah. Seorang muslimah sangat dimuliakan dalam Islam.
Jadi setiap muslimah harus memahami statusnya. Mengetahui tujuan hidupnya dan punya misi. Setiap muslimah harus tahu dari mana ia berasal, untuk apa dia hidup, dan mau kemana setelah mati. Jika muslimah tahu dia berasal, untuk apa dia hidup, dan setelah hidup mau kemana, dia tidak akan terjerumus.
Hidup itu ibarat orang yang berjalan, jika kita tahu arah jalan kita, maka tidak akan tersesat. Jati diri ini harus dimiliki setiap muslimah karena akan menentukan dia berhasil atau tidaknya itu tergantung dari bagaimana dia menemukan jati dirinya. Jati diri adalah unsur yang paling urgen. Jika muslimah tidak tahu jati dirinya itu berbahaya untuk masa depan dan kuatnya komitmen, jadi jati diri itu harus kita cari. Karena tanpa kita mencarinya kita tidak menemukannya.
Lalu bagaimana dan kemana kita cari jati diri? Ke pasar, mall, toko? Adakah disitu? Tentu tidak ada! Jadi jati diri itu akan kita temukan jika kita berusaha mencari ke jalan yang benar. Yaitu dengan belajar secara mendalam tentang agama kita yaitu Islam. Karena kita seorang muslim khususnya seorang muslimah, jadi harus belajar, mendalami agama Islam bukan belajar yang lain.
Hah nggak salah tuh belajar Islam? Waduh nanti aku nggak bisa gaul dong? Masa kegiatanku di masjid terus, masa cuma sholat dan ngaji saja, emang nggak butuh makan apa? Emang di masjid ada makan. Ndak ada donk pastinya! Aku nggak mau lho hidupku sengsara, gara-gara ngaji. Masa di bela-belain nggak makan, itu kan sengsara banget.
Makna ngaji itu sesungguhnya bukan membaca alquran saja, tetapi ngaji itu adalah belajar ilmu Islam secara mendalam, mengkaji ilmu-ilmu Islam. Dan ilmu Islam itu banyak, luas dan tidak terbatas jika kita mempelajarinya secara rutinpun tidak akan habis.
Sebagian orang memahami ngaji itu adalah baca alquran saja paling lebih-lebih ya memahami arti Al-qur'an, jadi kalau diajak ngaji pasti berfikir ngapain aku ngaji kan aku sudah bisa baca alquran, hem itu tidak perlu dilakukan lagi. Sudahlah aku itu sibuk, nggak usah ngurusin aku, aku aja nggak ribet kenapa kamu yang rempong?
Itu kata-kata teman-teman kalau diajak mengkaji Islam. Ya wajar karena mereka tidak memahami, bahwa sebenarnya belajar Islam yang sering disebut ngaji itu wajib. Nah jadi kalau wajib itu jika tidak dilaksanakan dosa. Tapi apa yang terjadi? Sekarang makna dosa pun juga sepertinya juga tidak penting, pandangan Allah terhadap dirinya nggak penting, yang penting itu adalah eksistensinya dihadapan manusia lain diakui.
Tidak lagi peduli Allah suka nggak dengan apa yang dilakukan, Allah terima nggak dengan yang dilakukan. Orang–orang pun sibuk ngurusin apa yang harus dimakan, dipakai, dijual, dan lain-lain yang sejatinya adalah untuk memenuhi kebutuhan materi. Materi lebih penting dari segalanya maka orang tidak akan pernah merasa puas mengejar materi, mereka terlihat gampang frustasi jika gagal, karena sejatinya materi itu secara zat adalah terbatas, maka jika kita kejar akan mengecewakan kita.
Kita sibuk mengejar materi tapi kita lupa dengan Sang Pembuat materi. Bisa kita bayangkan saja jika mengejar materi tetapi kita tidak berbuat baik dengan Si Pembuat materi. Si pembuat materi itu pasti tidak senang. Dia telah Menciptakan, Menyayangi, Memberikan yang terbaik, tapi kitanya lupa dengan-Nya.
Jadi jangan sia-siakan keistimewaan kita dengan meraih kemuliaan palsu yaitu materi. Karena selain kita akan lupa jati diri kita, semua kemuliaan palsu tersebut akan menyengsarakan kita.
Tunjukkan bahwa cewek juga bisa jadi number one untuk beramal shalih, sebagaimana para umahat pendahulu kita.
Wanita Itu Selalu Mewarnai Segala Hal
Berbicara wanita seperti hamper tak kehabisan kata. Dia setara dengan harta dan tahta, tak pernah lelah mempersoalkannya. Pun di masa sekarang masih riuh rendah suaranya. Namun seiring berkembangnya masa, tak semua wanita bisa tahan terhadap godaan dunia. Tak sedikit wanita yang tergadaikan pemikiran dan kehormatannya.
Mari kita coba lihat bersama. Mulai dari masalah busana hingga urusan rumah tangga, selalu melibatkan wanita sebagai obyeknya. Mulai urusan berbelanja sampai urusan bekerja, wanita smasih selalu ikut pusarannya. Pertanyaan pentingnya adalah, apakah itu murni salah wanita? Tentu saja bukan murni salah mereka. Lalu?
Nah, mari kita coba telaah secara kasat mata. Seorang wanita, dia tidak lahir dengan sendirinya, tentu dia mempunyai keluarga. Seorang wanita di masyarakat dia bukan satu-satunya anggota. Seorang wanita, dia tidak bisa hidup sendiri, dia membutuhkan teman sekedar teman curhatnya. Itulah fenomena sosial namanya. Maka, jika seorang wanita yang akhirnya terjerat dunia, tertelan oleh harta, tergilai oleh tahta, bukan semata-mata karena dia wanita, tapi karena sistem sosialnya yang berkontribusi merusakknya.
Maka, menghadirkan diri sebagai wanita mulia dengan konsekuensi kemuslimahannya, bukan lagi sebuah harapan akan tetapi sebuah kebutuhan yang mendesak adanya. Muslimah mulia dia hadir di saat gulita, membawa obor cahaya, dan tak pernah lelah menerangi sekelilingnya.
Muslimah mulia bukannlah wanita biasa, tapi dia sosok mulia dan memuliakan orang sekitarnya. Adakah sosok muslimah mulia di alamyang fana? Tentu saja. Dia, muslimah mulia dia bukan dicari tapi diciptakan, sehingga menjadi ada. Sosok muslimah mulia hadir dengan keteguhan memegang ideologinya, semua problema mampu dijawabnya, sebagaimana Islam yang juga mampu menjawabnya. Semoga hadinya kita sebagai muslimah bisa memberi sumbangsih peradaban mulia yang dimulai dari hadirnya muslimah mulia beserta ideologinya.
Posting Komentar