Semua Tentang Wanita Yang Harus Kamu ketahui

 



Inilah Wanita Idaman

Tidak selamanya tampilan fisik perempuan menjadi satu-satunya faktor yang membuat lelaki jatuh cinta. Pada kenyataannya, lelaki juga mengutamakan sifat dan karakter perempuan sebelum memilihnya menjadi kekasih.

Masalah suka atau tidak memang bisa diperdebatkan panjang lebar. Namun, sebagian besar lelaki menyukai perempuan yang mempunyai karakter sebagai berikut:

1. Cerdas

Jika harus memilih, lelaki lebih suka perempuan cerdas meski tidak begitu seksi daripada perempuan cantik tapi "tulalit". Perempuan cerdas akan membuat lelaki selalu penasaran untuk menelusuri pemikiran-pemikirannya. Sungguh berat rasanya bagi lelaki menghabiskan waktu bersama seseorang yang tidak bisa mengimbangi percakapan saat kencan.

2. Murah senyum


Lelaki akan tergila-gila pada perempuan yang senyumnya menawan. Seperti diungkapkan Lifehacker, senyuman itu haruslah senyuman yang tulus, asli dan tidak dibuat-buat. Senyum adalah tanda perhatian dan tanda bahagia.

3. Mandiri


Ya, lelaki memang suka kepada wanita yang independen alias mandiri. Perempuan yang mandiri bukan berarti dia lepas dari kehidupan, teman dan hobinya saat berkencan dengan seorang lelaki. Wanita yang mandiri mempunyai kesibukannya sendiri, tidak tergantung pada teman dekatnya.

4. Memiliki cita-cita yang jelas


Cita-cita merupakan bagian dari kesadaran diri. Perempuan yang memiliki cita-citanya sendiri adalah wanita yang tahu siapa dirinya saat ini dan seperti apa dia di masa yang akan datang. Wanita seperti ini memang tampak ambisius dan dewasa untuk menentukan sendiri apa yang diinginkannya dalam kehidupan ini.

5. Humoris

Lelaki sangat menyukai perempuan humoris dan menyenangkan yang bisa membuat mereka tertawa. Lucu tidak harus dibuat-buat. Perempuan bisa menciptakan kelucuannya sendiri dengan menceritakan kisah-kisah unik dan menggelikan.

6. Sabar


Ini sifat perempuan yang banyak diidamkan para lelaki. Lelaki mengharapkan perempuan yang sabar dalam menghadapi sifat pria yang kebanyakan justru tidak

Jangan Nodai Wanita


Seperti buih dilautan, seperti badai diterpa angin ,jika melihat kasus demi kasus yang tak henti-hentinya yang tak asing lagi telah banyak memakan korban. Pembunuhan , penyiksaan, bahkan perencaan bunuh diri itu setiap detik terjadi di negeri ini, tapi yang lebih miris ternyata pelakunya adalah seorang ibu.

Seorang ibu tenggak racun mematikan yang diawali dengan meminumkan pada ketiga anaknya kemudian dikuti oleh dirinya hingga kondisinya mengenaskan. (tribunnews.com). Dan juga ditemukan bocah kecil babak belur di pekanbaru setelah diteliti kejadiannya tersebut ternyata bocah itu dianiaya oleh ibu tirinya dengan digigit dan dicakar bahkan dipukul memakai tangkai sapu. Ada lagi seorang wanita membuang bayinya kesungai karena diduga bayinya tersebut hasil dari hubungan terlarang kejadian ini terjadi di kota Malang 17/01/2018 (tribunnews.com).

Sedih, kecewa bahkan marah jika kita menghadapi fakta tersebut karena kasus yang terjadi benar-benar-benar terjadi bukan kayalan atau dongeng. Seakan tak percaya seorang wanita yang dulu menjadi kebanggaan dan posisinya dimuliakan sekarang taka ada nilainya lagi karena perilakunya tidak menunjukkan peran sebagai wanita alih-alih seorang ibu.

Menjadi ibu adalah sebagai alur kehidupan bagi kaum wanita. Sudah mejadi fitrah seorang wanita ketika dia dewasa, lalu menikah dan punya anak maka otomatis akan menyandang status sebagai ibu.

Peran dan posisi sebagai seorang ibu yang dulunya begitu istimewa , sekarang sudah diabaikan dan tak penting lagi . prinsip-prinsip serta kewajiban-kewajiban yang dulunya sangat mulia dilakukan oleh seorang ibu sekarang sudah ketinggalan jaman. Menjadi seorang ibu harus “jaman now” tidak sebagai ibu jadul alias jaman dulu yang kerjanya dirumah terus. Semua peran yang sekarang diambil oleh seorang ibu dan wanita bisa digantikan alias dialihposisikan. Baik oleh pria (suami)nya maupun oleh orang lain (pembantu).

Kerjaan seperti mencuci , memasak, gantiin popok anak, tidak harus jadi tanggung jawab seorang ibu. Sebagian besar ibu berpikir dengan wanita diberi kebebasan bekerja diluar , maka akan bisa menghasilkan dan juga meringankan beban suami yang ketika kondisi ekonomi kurang baik, karena duitnya bisa dipakai untuk menggaji pembantu, menggantikan tugas sebagai seorang wanita sekaligus istri.

Karena wanita merasa harus bekerja diluar rumah maka persaingan didunia kerja jadi bertambah ramai. Jika laki-laki boleh jadi direktur, pilot, bahkan petinju, atau pemain sepak bola , wanita harus bisa. Apa yang semula hanya dilakukan kaum adam kini dirambah oleh kaum wanita. Bahkan tak jarang hal ini membuat kalangan pria pun tersisih, sehingga sulit mencari pekerjaan karena posisinya sudah banyak ditempati kaum wanita. Walhasil peran wanita dalam masyarakat menjadi tidak berbeda.

Akhirnya dengan berbagai aktivitas wanita diluar rumah menyebabkan kesenjangan dalam rumah tangga, suami tidak terurus, rumah dibiarkan bahkan anak dialihfungsikan, sudah tak heran lagi jika sang suami lebih betah diluar rumah juga. Kehidupan rumah tangga sejatinya memberikan kenyamanan didalam rumahnya dan membuat kerinduan ketika diluar rumahnya, akan tetapi jika ini sudah tak didapat lagi , mereka para suami memilih diluar rumah yang menurut mereka lebih memberikan kenyamanan dan juga melepas stres. Bahkan tak jarang jika suami memilih jajan diluar atau juga punya wanita idaman lain(WIL) untuk memuaskan seksualnya.

Kesenjangan-kesenjangan dalam rumah tangga tersebut yang kerap menyebabkan seorang ibu berlaku tak wajar, membunuh, menyiksa dan prilaku lainnya yang secara kasat mata merugikan dan menelan banyak korban. Kejadian semacam ini mestinya tak boleh dibiarkan saja yang hanya menjadi tontonan ,yang jika diselesaikanpun permaslahannya tidak tuntas . Ketidakseriusan dalam penyelesaian Negara ini membuat kebanyakan wanita trauma mengemban tugas mulia yang telah dikodratkan untuk dirinya . Semakin banyak wanita yang melajang dan tidak mau untuk terikat dengan pernikahan. Akibatnya perasaan keibuaan sangat jarang dimiliki seorang wanita . Ini faktor utama yang bisa menyuburkan perbuatan yang bebas yang bisa berbuah pada pelanggaran hokum syara’ (berzina, membunuh dan lain-lain).

Disini peran Negara dalam mengayomi warga negaranya sangat penting , seharusnya Negara memberikan jaminan bagi wanita sehingga tidak membuat wanita menanggung beban yang seharusnya dibebankan kepada laki-laki seperti bekerja dan mencari nafkah. Selain itu Negara wajib memberikan lapangan kerja yang layak bagi laki-laki agar tidak membuat wanita turut menanggung beban ekonomi keluarga. Akibat beban ekonomi yang menimpa keluarganya seorang ibu terpaksa ikut menanggung beban keluarganya , itu menyebabkan ibu kehilangan fitrah yaitu dalam membesarkan dan mendidik anak. Dengan carut marut penataan Negara dalam rumah tangga terbukti telah mencabut rasa tanggung jawab kepala keluarga.

Dalam islam wanita yang notabene menyandang gelar sebagai ibu sangat mulia derajatnya. Rosululullah menjunjung tinggi derajat ibu sampa-sampai dibawah telapak kakinya di ibaratkan surga, tempat dengan segala keindahan yang kekal abadi.

Intinya islam memberikan segala hak pada wanita sebagaimana yang diberikan kepada pria, kecuali hak yang tabiatnya muskil bagi wanita. Misalnya wanita berhak memasuki gelanggang lembaga kemusyawaratan, memecahkan problem-problem kemasyarakatan, baik mengenai ekonomi maupun politik, pemerintahan dan pemilihan umum. Walhasil tak ada lapangan yang tak boleh dimasuki kaum wanita terkecuali yang merusak kodrat kewanitaannya.

Melihat peran, tanggung jawab, bahkan kemuliaan wanita dalam islam itu adalah posisi yang sangat bermartabat. Jika semua berhasil diterapkan dalam bangsa ini, maka tidak akan terjadi lagi kejadian-kejadian wanita jahil dan egois yang bertentangan dengan tabiat dan kodratnya sebagi seorang ibu.

 Karena mereka tidak akan kawatir lagi sebagai seorang wanita dan juga ibu tapi justru posisi sebagai seorang ibu menjadi kebanggaan bagi mereka yang bisa mengantarkan kepada kebahagiaan , jika diniati ikhlas ibadah karena Allah SWT.

Eksistensi Muslimah

Fenomena berhijab memang sedang memasuki euforia. Ini menggembirakan, sekaligus memprihatinkan. Gembira menutup aurat tak lagi purba, sehingga mendorong para muslimah untuk mau menjalankan kewajiban itu. Busana muslim tak lagi dianggap kuno, bahkan tetap bisa tampil jaman now yaitu modern dan stylish.

Namun memprihatinkan, tatkala busana penutup aurat itu hanya dijadikan symbol dan asesoris belaka. Sekadar pembungkus badan lahiriah. Sementara tubuh dan otak didalamnya tak ubahnya dengan perempuan sekuler pada umumnya.

 Mereka para hijaber itu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta membebek dengan pola piker sekuler. Seperti: perempuan sekalipun berhijab harus tampil cantik di muka umum, musti eksis, bahkan tetap bisa bebas mengaktualisasikan dirinya dalam bidang apapun.

Ya dulu muslimah menutup aurat itu identik dengan cap alim, seperti: pemalu, tidak mengekspose kecantikannya, religious, agamis dan tidak berperilaku bebas. Artinya tidak pacaran, tidak khalwat, tidak ikhtilat dan tidak tabaruj. Bahkan muslimah ini selalu menjaga image dengan tidak bergaul sembarangan. Jangankan pacaran, berakrab ria dengan teman lawan jenispun tidak. Jangankan tertawa ngakak, senyum pun tak sembarang ditebar, khususnya pada lawan jenis.

Hijab memang seharusnya menjadi penjaga, pelindung dan identitas sejati muslimah yang membedakan perilakunya dengan yang tidak berhijab. Hijab bukan sekedar pembungkus tubuh. Bukan pula semata aksesoris. Tapi sekarang terjadi pergeseran makna hijab.

Telah terjadi “mass brain washing” terhadap kalangan muslimah dimana hijaber itu tak beda dengan nonhijaber. Berhijab tapi tetep aktif pacaran, khalwat, ikhtilat, dan tabaruj. Mereka dengan bebasnya bergaul dengan lawan jenis, mengekspose kecantikannya dalam berbagai sarana seperti facebook, blog dan kontes-kontesan model.

Bahkan mereka tetap bisa menekuni aneka profesi idaman seperti foto model, penyanyi, rocker, pemain film dan sejenisnya di dunia hiburan. Bahkan profesi lain yang sejatinya lading kaum adam tetap mereka kejar bersama hijabnya. Tentu bukan seperti itu eksistensi muslimah yang diharapkan.

Muslimah shalihah yang smart adalah mereka yang senantiasa mengikatkan diri dengan syariah Islam dalam kehidupannya sehari-hari. Nilai-nilai syar'i, halal, dan haram lebih ditonjolkan disbanding nilai-nilai sytylish, fashionable dan narsisme.

Wanita Pasti Cerewet, Tapi Idaman Loh

Wah kalo bahas makhluk satu ini maka akan banyak hal yang bisa diperbincangkan tentang dirinya. Banyak orang yang mengatakan bahwa wanita itu cerewet, banyak bicara, gak mau diam. Bahkan terkadang hal kecil menjadi besar, ya itulah uniknya seseorang yang bernama wanita. Namun meski ia cerewet begitu, akan banyak yang merindukannya, akan banyak yang mencarinya ketika ia tak terlihat dan orang akan bertanya-tanya di mana keberadaannya.

Eits..tapi jangan salah kaprah duluan loh ya, sesungguhnya kecerewatan wanita itu bukan tanpa sebab loh ya, dan tak terlepas juga bahwa sifat itu adalah sengaja Allah berikan kepadanya. Ya walupun ada sebagian wanita yang gak terlalu banyak bicara atau bahasa mudahnya wanita yang pendiam, tapi menurut saya pribadi, sependiam-pendiamnya seorang wanita tetap saja dia terhitung cerewet.

Kita semua tau ya siapa wanita dan apa tugasnya kelak, mungkin saat ini masih ada yang belum menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu, tapi sudah dipastikan yang namanya wanita akan menikah dan mempunyai anak. Mendidik seorang anak tentu tak bisa hanya dengan sebuh kebisuan atau hanya diam, terlebih lagi jika ingin menjadikan anak-anaknya sebagai pejuang agama Allah. Coba bayangkan deh kalo seorang ibu yang mendidik anaknya dengan sebuah kebisuan, biasa gak anaknya menajdi anak yang hebat? Tentu jawabannya tidak, misal anaknya di suruh sholat aja, tapi anaknya gak mau, apakah sang ibu Cukup dengan diam? Gak kan…jadi salah satu fungsi kenapa wanita mesti cerewet salah satunya untuk ini hehe.

Sejatinya begitulah sifat wanita, ia memang Allah ciptakan berbeda dengan sifat laki-laki, karakternya lemah lembut dan tidak kasar. Hanya saja sifat cerewet ini ada positif dan ada negatifnya, bagi seorang wanita harus bisa menempatkan kapan cerewet dan kapan tidak cerewet, karena tidak semua laki-laki yang menyukainya. Intinya kita harus proposional deh…begitulah uniknya sifat wanita, kalo gak cerewet gak wanita namanya #Eheehe

Peran seorang wanita itu sangat besar, jadi  bagi seorang wanita jangan menganggap remeh kehidupan kita. Terutama dari sejak remaja, banyak sekali remaja saat ini khususnya yang wanita menghabiskan waktunya hanya untuk senang-senang, mereka tidak mempersiapkan diri untuk masa depan. Kerjaanya Cuma nonkrong sana nongkrok sini, shopping de el el, mereka mungkin lupa kalo kelak mereka akan besar dan menjadi wanita dewasa, yang akan menikah, menjadi seorang istri, menjadi seorang ibu, menjadi pendidik dan pengatur rumah tangga. Bisa dibayangkan kalo masa remajanya aja hura-hura gimana masa depannya? Seperti kata ust Felix Siauw, beliau mengatakan sesungguhnya keadaan kita sekarang merupakan keputusan yang kita ambil dari masa sebelumnya atau beberapa tahun sebelumnya.

Misalnya saja, sekarang kok kerjaanya para remaja gak mau sholat, gak mau patuh pada ortu, bisa dipastikan dulunya waktu masih kecil mereka kurang pendidikan dari ortu dan mereka berteman dengan orang-orang yang tidak mau sholat juga. 

Nah begitupun ketika kita ingin masa depan kita gimana baiknya, maka bisa ditentukan dari sejak sekarang, perhatikanlah sekarang kita lagi berbuat apa dan itu nanti akan berdampak pada masa depan kita. Ketika sekarang hidup kita hanya untuk mengjar dunia maka yang didapat ya hanya dunia, tetapi jika kita dedikasikan kehidupan kita untuk dunia dan akhirat maka insyaAlalh kita akan mendapatkan kedua-duanya, tentu berdasarkan aturan Allah SWT atau sesuai dengan aturan syari’at Islam.

So…persiapkanlah masa depan kita dengan masa depan yang cerah lagi gemilang hanya dengan Islam.


Posting Komentar