Semua Tentang Cinta Definisi, arti dalam Islam

Cinta itu apa sih artinya? Dari mana datangnya cinta? Apa arti cinta Dalam Islam? Apakah cinta itu pemberian Allah?

Cinta itu apa sih artinya? Dari mana datangnya cinta? Apa arti cinta Dalam Islam? Apakah cinta itu pemberian Allah? Semua akan di jawab dalam artikel di bawah ini.. Bacalah ! dan rasakan bagaimana sesuangguhnya arti cinta itu. 

Ketika Cinta Menyapa

Bicara tentang cinta, apa yang ada dalam benak anda? Cinta, adalah sesuatu yang membuat kita terpana, cinta adalah tamu yang datang tanpa rencana,cinta selalu indah dirasa. cinta memang sesuatu yang diharapkan bagi setiap insan, khususnya para pemuda mereka tak akan pernah lepas dengan cinta.

 Cinta adalah penyebab hati dan ruh menjadi hidup terpelihara. Hati tidak akan merasa tenteram, nikmat, beruntung, dan merasa hidup bila tanpa cinta. Bagaikan sayur tanpa garam, atau seperti suami yang ditinggal dengan istri tercinta, atau bahkan seperti Romeo tanpa Juliet. Semua ambyar tanpa arah yang jelas dan dunia serasa tamat. 

Seandainya hati tanpa cinta, sakitnya lebih terasa seperti mata yang terasa sakit ketika tak bisa lagi melihat cahaya, seperti telinga yang tak bisa lagi mendengar, seperti hidung yang  tak bisa lagi mencium, seperti lisan  yang  tak mampu lagi bicara. Bahkan, hati pun bisa jadi rusak bila hampa tanpa cinta. Karena cinta merupakan fitrah dalam jiwa manusia. Ia adalah karunia dari Sang Pencipta. Maka, bisa jadi rusaknya akan lebih parah daripada rusaknya tubuh yang diisi dengan ruh

Cinta itu bisa mengubah api menjadi mutiara, mengubah racun menjadi penawar, mengubah kenajisan menjadi kesucian, mengubah amarah menjadi kelembutan dan bisa mengubah penjara menjadi istana, itulah luar biasanya cinta.

Cinta yang dilandasi dengan kebenaran itulah yang bisa merealisasikan cinta yang sebenarnya, karena cinta adalah perasaan kadang salah dan kadang juga benar, kata ulama Ibnu Qoyyim mengatakan cinta  itu adalah :

“Cinta yang terpuji adalah cinta yang memberikan manfaat kepada orang yang merasakan cinta itu untuk kebahagiaan dunia dan akhiratnya. Cinta inilah yang menjadi asas kebahagiaan. Sedangkan cinta bencana adalah cinta yang membahayakan pelakunya di dunia maupun akhirat dan membawanya ke pintu kenistaan serta menjadikannya asas penderitaan dalam jiwanya.”

Ih! ternyata cinta gak cuma yang indah- indah doang ya, ada juga cinta yang membahayakan, “ternyata cinta bisa membawa nista” Serem amat.

Okey, okey kita akan bicara yang indah-indah aja deh khusus buat kamu, iya kamu, indah....ee aku kan laki masa indah namaku, dubrak maaf deh...salah lenong maksudnya alamat! Kes kes kes kes.

Hemmm fokus, fokus, fokus !!!

Cinta kata Asma Nadia dalam bukunya assalamu’alaikum Beijing:

Cinta itu menjaga, tergesa-gesa itu nafsu belaka
Tidak Butuh Fisik yang sempurna untuk mempunyai kisah cinta yang sempurna 
Apa ku bilang, yang penting iman. Romantis bisa nyusul belakangan 
Jika tak kau temukan cinta, biarkan cinta yang menemukanmu 
Tak perlu kau cari surga sebab ia tersembunyi dalam hatimu 
Tak kupedulikan luka dan impian, sebab menemukanMu adalah tujuan. 
Kesalahan terbesarku adalah aku mencintaimu, tetapi tidak berfikir tentangmu. 
Tuhan, bidadari yang kau kirimkan sungguh mengingatkan pada satu hal. SurgaMu memang ada. 
Sejarah tak mencatat para pecundang, bahkan walaupun bumi melahirkannya. 
Kamu tahu, seorang Ayah mungkin akan pergi. Namun, setiap Ibu akan terus menemani. 
Diantara rembulan yang tersembunyi dalam gelap dan gemerisik angin yang datang dari kejauhan kemana akan kubisikkan cinta? 
Cinta adalah kegembiraan yang tersisa. Jika nanti suatu pagi, tak lagi senyummu menyapa seperti biasadan hanya bisa kutemukan dalam mimpi. 
Laki-laki, dimana kau sandera kegagahan yang biasa menyelimuti kata-katamu? 
Harta dan kebangsawanan, tak membuat laki-laki menjadi pangeran. Cinta sejati seorang putrilah yang mengubahnya

Cinta kan anugerah jadi harusnya indah kan ya? Sesuatu yang diberikan oleh Allah pada semua makhluknya, karena Allah Sang Pencipta sekaligus pengatur, so pasti ngasih juga aturan untuk manusia. Kayak pas kita beli HP, disitu pasti ada manual booknya, untuk apa coba...? Ya untuk panduan lah, biar kita jalankan hapenya sesuai dengan instruksi.

Kalo nggak sesuai dengan instruksi bisa bahaya lho! Hemmm contohnya kita beli hape tapi kita pake manual booknya mesin cuci, wah pasti berabe dan waspadalah! Waspadalah! udah dipastikan rusak tu hape. Udah mahal-mahal belinya, ngutang lagi, hadew apes banget langsung rusak. Wkwkwk!

So, selama kita ngikutin manual book laptop kita nggak akan salah-salah pencet. Eit maksud ku manual book hape.  Karena, kalo salah pake bisa rusak kan? Bin salah kaprah yang bikin kita rugi. Begitu juga masalah cinta kita kudu ngikuti rambu-rambu cinta yang diberikan oleh Allah pada kita. Harus kita ikuti manual book tentang cinta, manual book cinta ini juga yang akan menyelamatkan kita dari kesalahan dan kelalaian. Dan ternyata manual book cinta yang kita cari hanya ada dalam Islam guys, so pelajari Islam dengan sungguh-sungguh agar kita bisa menemukan cinta yang sesungguhnya yaitu cinta sejati.

Jangan Menikah Karena Terpaksa


Perkara “kapan nikah?” sepertinya jadi topik yang tak ada habisnya jika dibicarakan. Khususnya buat kamu yang sudah masuk usia 20-an ke atas. Rasa-rasanya, semesta seperti bersekongkol hingga membuat kita merasa berdosa kalau-kalau sudah umurnya tapi belum menikah juga.

Padahal, kita perlu kembali merefleksi dan bertanya pada diri sendiri. Apa iya kita harus nikah kalau cuma alasan sudah umurnya? Bukankah sebenarnya banyak hal-hal penting yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan masak-masak? Yang pasti, nikah itu bukan wajib belajar, jadi menikahlah tanpa merasa dikejar-kejar oleh usia.

Menikah emang kebutuhan, katakanlah untuk mendapat keturunan. Tapi tolong jangan lakukan itu hanya karena paksaan.

Harusnya menikah itu bikin bahagia, 
Konsensus. Ya, begitulah yang terjadi pada masyarakat kita, Indonesia. Dengan sengaja membicarakan apapun tentang orang lain di belakang. Termasuk ketika menurut masyarakat, usianya sudah masuk usia menikah, namun belum juga ada tanda-tanda menuju kesana. Jangankan tanda-tanda, pasangan aja ndak punya.

Peduli amat sama orang lain. Iya sih kita hidup bermasyarakat, tapi dengan atau tanpa menikah, hidup kita masih terus berjalan kok!

Ya begitu. Namanya ibu-ibu rumpik, kurang kerjaan buk?  Belum Menikah bahkan di kitab manapun itu  bukan dosa. Jadi, dengan atau tanpa pernikahan kehidupan juga masih akan tetap berjalan. Bukan mengajari untuk tak peduli lagi pada ikatan sakral bernama pernikahan. Tapi kan jauh lebih kasian, kalau ikatan itu dilangsungkan terus-terusan tanpa ada tujuan yang mendasar? Lebih baik jangan!
Karena menikah itu bukan wajib belajar, jadi jangan lantas kita merasa terkejar hingga siapa pun yang datang langsung disambar.

Nikah bukan wajib belajar buk! Jadi, nggak ada batas waktunya buk!
Persis seperti ilustrasi pembuka tadi. Tentang ketakutan nantinya tak kan dipertemukan dengan lawan jenis lagi. Akhirnya, pasca dilangsungkannya lamaran atau pernikahan, malah mengeluh kalau kriteria pasangan tak seperti yang diharapkan. Bukan, bukan ngajarin atau nganjurin dengan pacaran juga. Tapi tahapan saling mengenal sebelum menikah itu juga penting, biar nggak ngerasa kaget, apalagi sampai menyesal.

Ada yang bilang, usia 19-21 itu tahapan seseorang memiliki pertanyaan “Gue siapa?”. Selanjutnya di usia 22-24, ketika dia bertanya “Lu siapa?” kepada pasangan atau lawan jenisnya, tahap penjajakan. Nah, setelahnya nih yang rawan bahaya. Katakanlah usia 25-30 atau bahkan lebih, dia bakal bilang “Yuk ah, siapa aja.” Ahhhh…artinya siapapun cewe atau cowo, dengan kata lain lawan jenisnya yang juga tertekan karena omongan orang sekitar untuk menikah karena usia, akan merasa “saling melengkapi” dengan melangsungkan pernikahan. 
Alangkah sayangnya jika itu terlaksana tanpa dilandasi adanya iman
Menikah itu tentang siap dan mantap, jangan sampai kamu menjalani rumah tangga dengan gagap.

Sebelum menikah, berilah pertanyaan ini kepada diri sendiri: Apakah kita sudah mempersiapkan sebuah momentum sebesar ini ? Apakah kita sudah membekali diri dengan berbagai ilmu untuk menyongsong sebuah prosesi teramat sakral ini? 
Pantaskan diri!

Menikah itu bukan tentang siapa yang lebih cepat. Tapi yakinlah, Allah sudah pilihkan waktu dan seseorang yang paling tepat. Jangan tergesa lantaran telingamu sudah panas membara, akibat omongan dari para tetangga. Pantaskan diri kita dulu, bukan saja untuk jodoh kita kelak, tapi fokuslah memperbaiki diri di hadapanNya.
Jangan gegabah dan beralasan untuk ibadah. Percuma tampan, punya jabatan, dan mapan. Apa artinya kalau  nggak nyaman?

Ibadah sih ibadah, sekaligus menghindarkan kita dari yang namanya zina. Tapi itu bukan satu-satunya alasan juga buat kita buru-buru, hingga lupa mempertimbangkan semua hal matang-matang. Janganlah jadikan anjuran agama sebagai alasan untuk buru-buru menikah. Apalagi kalau sejatinya kita nge-dumel di belakang soal keburukan-keburukan pasangan pasangan. Kita nggak ingin ketergesaan membuat kita salah memutuskan pilihan kan? Persiapan menikah itu bukan hanya persoalan mendaftar di KUA saja!
Karena seleksi itu sah-sah saja.

Keinginan untuk berumah tangga itu pasti selalu ada pada setiap orang, tapi alasan ini juga nggak bisa kita gunakan untuk buru-buru cari pasangan lalu nikah. Camkan dibenak kita, nikah itu bukan ikut-ikutan. 

Nikah itu tentang persiapan. Termasuk siap-siap memilah para calon jodoh.
Jodoh itu perkara waktu kawan, tak usahlah merasa terburu-buru. Tentang siapa yang lebih dulu, misalkan itu adik kita, bukan berarti menjadi masalah besar kan? Hingga kemudian kamupun sembarangan memilih pasangan. Memang tak mudah, marilah berbenah, dan perbanyak sedekah.

Cinta Itu Menginspirasi


Sering kali orang punya ide yang brilian dan ingin mengungkapkannya dengan menulis. Tapi tak jarang juga semua ide brilian itu hanya menguap gitu aja. Karena merasa tidak bakat dan akhirnya menjadi kurang pede..

Kira2 sebabnya apa ya? Beragam alasan muncul sebagai dalih untuk menunjukkan ketidakmampuannya dalam menulis. Contohnya : mulai dari kurang ide, kosakata, cara merangkai,menyunting de el el.

Tapi semua itu hanya dalam pikiran kita saja jika kita mulai mempraktekkannya tak sesulit yang kita pikirkan.

Kebiasaan orang itu bermain-main dengan perasaannya sendiri sehingga membuat dirinya tidak mau mencoba.

Nothing is impossible to do!
Berpikir positif , mencintai menulis, gemar berlatih akan mendorong kita untuk berusaha lebih keras daripada yang kita pikirkan.

Nah disinilah kita temukan bakat kita saat mencintai sesuatu yang kita kerjakan dan kita jadikan habits apa yang kita lakukan akan mengantarkan kita pada kegeniusan.

Genius itu tidak hanya dimiliki orang yang punya kecerdasan lebih dari manusia biasa, tetapi sesungguhnya setiap orang di lahirkan kedunia itu memiliki kegeniusan

Apalagi seorang penulis, yang mampu meramu, mengimajinasi, merangkai kata2 tentunya dengan cinta menjadi indah dan menakjubkan
Jadi semua penulis itu genius yang berbakat.!!!

Belajar Mencintai


Cinta membuat hidup semakin hidup.cinta bisa mngubah derita jadi bahagia.
Kehilangan cinta mmbuat hati terasa hampa.

Cinta diperlukan setiap insan yang ingin menikmati khdupan.Cinta bisa memudar tetapi bisa juga menggelora.

Begitulah cinta terhadap dakwah.
Dalam dakwah selalu ada kata yang terucap. Yang kadang membuat cinta bertambah dan bisa juga membuat cinta hilang.

Agar cinta semakin nyata maka perbaikilah tutur kata kita dalam dakwah.
Ada pernyataan menarik yang pernah saya dengar''ubahlah kata-kata maka engkau bisa mengubah dunia .

Kita punya kekuatan mengubah banyak hal termasuk cinta. Didalamnya kata-kata yg bisa membuat hati mak nyes terenyuh. Sembarangan dalam berkata bisa mmbuat hati terluka. Yuk terus belajar dan berlatih mnyampaikn kata-kata untuk menambah pupuk-pupuk cinta.

Iklahaskan Saja

Ikhlas karena Allah SWT dan semata-mata hanya kepada Allah segalanya dipersembahkan adalah induk kekayaan seorang hamba dan pokok segala persoalannya. Ikhlas juga merupakan pangkal pondasi kebaikan kehidupan, esensi dari kebahagiaan, keberhasilan, segala kenikmatan hidup, dan kesejukan pandangan matanya.

 Karena demikianlah hakikat dari kita diciptakan dan diperintahkan dalam relung kehidupan. Atas dasar demikian pula saat para Rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan. Tidak layak bagi hati, dan tak ada terasa kenikmatan jika segalanya tidak dipersembahkan kepada Allah azza wa jalla. 

Maka adalah hanya kepada-Nya semata segalanya kita persembahkan, kita memohon, dan kita berkeinginan. Siapa saja yang bisa bersikap demikian, cukup Allah SWT baginya untuk segala kepentingan. Cukup hanya kepada Allah dia bersandar. Dia Allah akan mendorong dan membantu saat dirinya tidak mampu melakukan.

Allah akan melindungi kita layaknya perlindungan orang tua pada anaknya. Allah lah yang akan melindungi kita dari segala marabahaya. Dan adalah bagi kita hanya Allah, sehingga Allah pun selalu hadir untuk kita. Saat diri kita tidak memiliki daya dan upaya.

Plissss Jangan Galau

Dulu ketika masih kuliah, dan setelah selesai kuliah bingung cari jodoh, dan bagaimana agar jodoh kita datang berbagai upaya, impian yang kita tuliskan, yang kita rencanakan demi terpenuhi sebuah harapan. Sebuah harapan yang akan kita bawa sampai ke akhirat.

Wanita adalah manusia yang rawan ketika usia telah pantas untuk menikah, dimana mana selalu terpikirkan kapan aku menikah, kapan aku datang jodohnya. Teman-teman seperiode telah mempunyai pasangan dan bahkan telah mempunyai anak.

Ketika melihat teman-teman kita yang telah menggendong anak , rasanya ingin sekali seperti mereka, telah terpikir kapan aku menikah. Lagi dan lagi menambah beban di kepala.

Ya, Itulah yang terjadi ketika belum menemukan jodoh, suatu hari kita mengajukan bahwa kita sudah siap menikah dengan desakan dan kondisi yang terjepit bahwa siap karena untuk menolak tawaran orang tua untuk menikah dari pilihan orang tua. Sebagai aktivis memang tak gampang memilih seorang suami, harus mempertimbangkan siapa orangnya, siapa yang akan mendampingi kita, dan rencana apa yang akan dilakukan setelah menikah.

Menikah tidak sembarangan, ketika dalam keluarga hanya berdasarkan suka sama suka karena fisik dan persamaan hoby, itu tidak cukup, karena suatu saat akan merasa bosan dengan perubahan fisik dan juga kesukaan, kesukaan akan berubah ketika umur atau keadaan fisik berubah. Dan ketika terjadi perubahan tersebut, orang  tidak sama lagi kesukaan dan fisiknya, keadaan ini menjadi rentan untuk menyatukan persepsi, maka dari itu, perlunya sebuah ikatan yang bisa mengikat kita dan tidak akan berubah dengan perubahan waktu tempat dan juga materi. Sebuah ikatan yang akan mengikat kita erat untuk mencari ridho-Nya, yaitu ikatan akidah.

Dalam membina rumah tangga kita harus samakan persepsi, samakan visi, dan misi dan juga perkuat akidah kita, agar tidak mudah goyah dalam mengambil keputusan. Tak sedikit orang yang menikah tanpa ikatan yang kuat akhirnya pisah ditengah jalan. Maka dari itu jangan pernah main-main dengan menikah.

Menikah itu tidak mudah karena memang selain persiapan secara fisik, materi, juga jiwa kita, tak ada yang terjadi dengan baik jika kita tidak mempersiapkan dengan matang. Ketika persiapan sudah matang, dan ada orang yang sepemikiran dan seperasaan dan seperjuangan kita perlu berfikir lagi. 

Mungkin jika yang datang itu adalah orang yang kita impikan kita mungkin langsung bisa bilang iya, tetapi jika yang datang itu belum tentu sesuai dengan harapan kita, kita akan bingung lagi, seorang pengemban dakwah orientasi hidupnya adalah ridho Allah. Itu adalah cita-cita tertinggi dalam beramal. Memang setiap manusia itu memiliki keinginan, namun ternyata belum tentu sesuai keinginan, apapun yang terjadi kita harus yakin Allah memberikan apa yang kita butuhkan. 

Jika orientasi kita sudah benar tinggal kita menentukan pilihan, mana yang lebih baik , mana yang lebih tahan dan mana yang lebih kuat dengan apa yang terjadi pada kita dan dengan kondisi kita. Menikah itu tidak hanya antara aku dan kau, tapi untuk membangun silaturahmi yang mengikat dua keluarga dan mempersatukannya dengan menjadi saudara dan mahram, jadi kita harus bener-bener  ngerti apa tujuannya.

Jika saat ini ada 2 orang pemuda misalnya dalam hidup kita yang memang masanya sudah siap nikah, 2 pemuda yang sudah siap untuk membina keluarga, dimana 2 pemuda tersebut adalah pemuda yang sama-sama baik agamanya, sama-sama dalam memperjuangkan agama Allah . 

Diantara pemuda tadi ada perbedaan secara fisik jelas, umur, kondisi keluarga, pendidikan, tetapi itu semua kita kesampingkan cobalah kita melihat dari perjuangan dua orang tadi siapa yang pantas mendampingi kita. 

Saat ini yang terjadi memang sulit menentukan pilihan ini masalah hati, seseorang jika diantara 2 orang tadi ada salah satu yang mundur itu tinggal memilih satunya, jika dua orang tadi maju semua, itu benar-benar sulit.

Allah akan menentukan mana yang terbaik dan akan memberikan jawaban apa yang menjadi kegundahan hati, jalan satu-satunya adalah memohon kepada Allah, karena pemutus perkara dan hakim terbaik itu hanya Allah yang maha adil, dekatkanlah diri kita kepada Allah agar kita menjadi hamba yang benar-benar hati-hati.

Adakah Pasangan Sempurna?

Mari bersama kita sindir diri kita sendiri dengan pepatah ''kuman di seberang lautan nampak, gajak di pelupuk mata tak nampak.''

Mari intropeksi, jika kita tak tersindir barangkali kita salah satu orang yang suka mencari kelemahan orang lain.

Sobatku lajang yang bermimpi pasangan sempurna, selayaknya juga berkaca bisakah kita menjadi pasangan sempurna bagi dirinya. Bisa jadi saat ini para lajang membayangkan nantinya akan duduk manis bak raja dan ratu bersama pasangannya yang sempurna.

''Saya mau nikah dengan ikhwan yang tsaqofahnya bagus, pinter Bahasa Arab, dakwahnya kenceng, organisator de el el. Jiah...!

Ya dia ada, tapi tidak banyak. ''TIDAK BANYAK'' Karena mungkin orang yang yang sedang kita impikan tadi sedang mempersiapkan diri juga untuk yang lebih pantas baginya. Atau dia sudah memilih orang lain bukan kamu.

Lalu apa kita harus memilih pasangan yang apa adanya? Tidak juga, kita hanya perlu menselaraskan antara apa yang kita inginkan dengan diri kita.

Memang tidak salah memgharapkan pasangan yamg sempurna, yang salah adalah ketika datang calon yang baik agamanya lalu anda tolak, karena dengan alasan tidak sesempurna seperti yang kita inginkan

Wahai kawan para lajang yang menginginkan pasangan yang sempurna. Apakah ketika pasangan itu benar kelak kamu dapatkan, kamu yakin tidak berharap yang lain lagi?


Sobat, tak ada manusia yang sempurna. Kita mungkin memimpikan pasangan yang cantik misalnya. Eits, ternyata tidurnya ngorok bin ngiler?

Misal kita pengen pasangan yang kaya karena kita anggap sempurna. Gimana kalo keteknya bau?

So, kita tak butuh pasangan sempurna, kita hanya butuh menyempurnakan dien kita dengan pasangan yang bisa membawa kepada ketaatan Allah ta'ala. 

Do you agree?
Semua Tentang Cinta Definisi, arti dalam Islam



Posting Komentar