By: Zahria
Seseoarang yang diberi kesempatan untuk menghirup udara yang segar, merupakan anugrah terindah, seperti halnya saya terlahir di pelosok gunung desa Kalikuning, yang apik nan indah akan pemandangan alam inilah bukti kebesaran Sang Pencipta, dan membuktikan bahwa alam semesta ada yang menciptakan, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Pencipta sekaligus Pengatur.
Manusia diciptakan seperangkat aturan, jika manusia hidup tidak sesuai dengan peraturan, bisa dipastikan akan celaka, seperti halnya ketika kita membeli HP,tentu disertai dengan buku petunjuk, jika kita menggunakan buku petunjuk lain, misalnya buku petunjuk mesin cuci, tahukah apa yang terjadi? Tentu kerusakan yang akan terjadi, sama halnya, jika manusia hidup tidak sesuai buku petunjuk, yaitu Al Qur’an, maka kerusakanlah yang terjadi, baik kerusakan moral maupun kerusakan tata negara. Sebagaimana firman Allah:
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-Qur’an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. [al-A’râf/7:52].
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri”. [an-Nahl/16:89]
Kitab Al Qur’an, tidak sekedar menjadi tontonan dan pajangan, melainkan sebagai tuntunan dan petunjuk, supaya kita tidak salah jalan, bahkan kitab Al-Qur’anlah yang mendorong kita masuk ke dalam surgaNya, dan tempat yang kekal selama-lamanya, di sanalah tempat yang penuh kenikmatan, jika disandingkan dengan kenikmatan dunia, tidak ada satupun yang menyamainya, dan tempat itu hanya diperuntukan bagi hamba-Nya yang sesantiasa beriman dan taat kepadaNya.
Ungkapan Kalikuning City merupakan do’a dan harapan, semoga segera terwujud, sedih jika ada yang berkunjung ke desaku, dia bilang kalau jalannya susah, terjal jauh dari aspal.
Saya rasa tidak hanya di desa saya, bahkan di desa-desa yang lain juga demikian, Jakarta saja yang merupakan kota metropolitan, masih saja terdapat tempat kumuh, berumahkan kardus, sering banjir, gempa dan setumpuk ujian melanda sedih lihatnya, sebenarnya niat awal pergi ke Jakarta adalah ingin tahu,seperti apa kota metropolitan, apakah membuat nyaman untuk tinggal, nyatanya hanya betah 6 bulan.
Sebenarnya di Jakarta pun banyak gedung dan rumah mewah, lampu berkelap kelip, di situ seakan-akan terjadi sebuah kesenjangan sosial, di situlah yang membuat mata tidak nyaman untuk memandang. Adakah yang salah pada Negara kita? Jika kita mau berfikir kritis, sebenarnya ada yang salah, yaitu karena kita tidak menerapkan Islam kaffah, aturan Islam tidak dijadikan peraturan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga Sang Pencipta murka kepada hambaNya. Firman Allah dalam surat Thaha ayat 124
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ
“ Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”.
Hanya dengan beriman dan bertaqwa kepada Allahlah, kita akan mendapatkan kehidupan yang diberkahi, aman dan damai. Sebagaimana firman Allah dalam surat al A’raf ayat 96
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
Sudah semestinya kita orang Islam untuk beriman dan bertaqwa kepada Pencipta, sebab hanya itulah bekal kita menuju alam baka, dan bertemu dengan Tuhan kita. Alangkah malang nasib, jika tidak memiliki satu bekalpun, lalu akan meminta bekal ke siapa? Bukankah orang-orang disekeliling kita, bahkan orang yang kita cintapun, tidak bisa menolong, semua akan sibuk, dan hanya memikirkan dirinya sendiri.
Posting Komentar