Buku Smart With Islam Full

 

Buku Smart With Islam Full

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, Rabb penguasa jagad raya, tiada daya dan upaya melainkan atas ijin-Nya.  Kami  sangat  bersyukur  dengan  telah  tuntasnya

penyusunan buku ini. Sebab, sesuai harapan dari awal disusunnya buku ini adalah untuk menjawab kegundahan para aktivis dakwah guna menyusun materi dasar dalam membina remaja.

Setelah melalui penantian yang cukup panjang, naskah-naskah yang ada di dalam buku ini berhasil di dokumentasikan menjadi sebuah buku, sehingga lebih memudahkan dalam proses pembinaan (tasqif) kepada para obyek dakwah (mad’u). Proses untuk menyusun buku ini, bisa dibilang tidak mudah, karena harus mengalami beberapa kali perombakan. 

Baik secara konsep, maupun bentuk serta isi tulisan. Sehingga kami tak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman team 10, namanya tidak bisa disebutkan satu per satu, tapi yang jelas team 10 pernah terlibat dalam tim penyusun buku ini. Meskipun akhirnya naskah harus bersedia untuk dirombak, di edit, bahkan diganti dengan tulisan baru. Jazakumullah khairan katsiro, semoga tulisan antum yang pernah dikirim dan sebagian di edit, adalah pemberat amal kebaikan antum di hadapan Allah kelak. Aamiin.

Kata Pengantar

 Buku ini bisa menjadi pegangan bagi para Pembina (musyrif) dan juga boleh dimiliki oleh yang dibina (mad’u), dalam proses tasqif. Buku yang ada di tangan para pembaca sekalian ini adalah buku pertama yang terdiri atas 5 bagian. Jumlah seluruhnya materi dasar dirangkum menjadi 10 bagian. Sehingga nanti ada buku ke-2 yang memuat 5 bagian akhir, dari bab 6 hingga 10.

Namun buku ini jauh dari sempurna, karena yang menyusunnya para penulis yang juga mahluk Allah yang lemah. Maka saran dan masukan untuk perbaikan buku ini masih sangat diharapkan bisa dikirim ke buku.smartwithislam@gmail.com


Peta Buku Smart With Islam


Di Bagian I: 

Finding The Light -Kewajiban Menutut Ilmu dan Proses Berpikir-


Sobat  jika  hidup  kita  ini  diibaratkan  sebuah  perjalanan, tentu kudu ada tempat yang jadi tujuan. Kebayang kan kalo sebuah perjalanan tanpa tujuan? Alamat ngalor ngidul. Nggak jelas arahnya mau kemana dan berakhir dimana. Dijamin bikin cape dan nguras tenaga. Makanya, sebelum menentukan arah dan tujuan perjalanan, penting deh kita jawab pertanyaan, mau kemana kita? Ngapain kita berpergian? Apa saja yang mesti kita persiapkan, sebelum, selama dan sesampainya di tujuan?
Nggak perlu mengernyitkan dahi mikirin jawaban pertanyaan di atas. Dibuat mudah aja. Intinya kita perlu yang namanya ‘tahu’. Eits, ini bukan produk kacang kedelai soulmate-nya tempe lho ya. ‘Tahu’ yang satu ini sohibnya pengetahuan alias ilmu. Yupz, mencari tahu, artinya adalah mencari pengetahuan, menuntut ilmu, menemukan cahaya atau finding the light.
 

Di Bagian II: 

DEWASA itu PILIHAN -Baligh dan Kewajiban Sebagai Mukalaf-


Jadi gini sob. Sadar atau nggak, kehidupan yang kita lalui penuh dengan pilihan. Apa yang kita miliki, apa yang kita lakukan hari ini adalah hasil pilihan dari masa lalu kita. Coba kamu yang hari ini nggak bisa matematika, yang ngerjain soal matematika rasanya sulit banget. Pertanyaannya, kamu ngalamin kayak gitu bukan tiba-tiba kan? Tapi karena kemarin-kemarin kamu nggak milih belajar matematika lebih sungguh-sungguh. Tul nggak?

Buat kamu yang sekarang nyesel karena ngerasa nggak sebanding dengan teman-teman kamu yang bisa jadi juara di kelas, yuk perhatikan, kira-kira kenapa bisa kayak gitu? Yupz, karena hari- hari sebelum hari ini, kamu malas belajar, kamu nganggap enteng belajar, kamu dilenakan dengan permainan, waktumu lebih banyak untuk sekadar berajojing ria, dan sebagainya. Baru nyadar, tiba-tiba kita udah gede, udah dewasa.


Di Bagian III: 

SUPER  FOUNDATION  -Membangun Iman Sekokoh Karang-


Peristiwa sejarah dakwah Rasulullah di Mekah ngasih pelajaran penting banget buat kita. Apa kira-kira pelajaran dakwahnya? Ya, bahwa sebenarnya risalah Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw dibenarkan oleh penduduk Mekah tapi nggak mereka peluk, gegara egoisme individu dan kekeuhnya mereka pada ajaran nenek moyang. 

Namun  disisi  yang  lain,  meski  ditentang  habis-habisan  oleh  kaum musyrikin Mekah, ternyata ada beberapa orang yang mengikutinya, yaitu para sahabat. Dan kita bisa lihat bersama sekarang hasil dari risalah dan dakwah Rasulullah Saw tersebut, Islam nggak terbendung jumlah pengikutnya.
 
Nggak kebayang kan, kalo misal aja Rasulullah Saw saat itu putus asa dan nggak ada para sahabat yang kualitas imannya tak diragukan lagi. Jelas, Islam nggak bakal eksis sampe sekarang ini. 

Lihat dan bacalah sejarah perikehidupan para sahabat saat itu, nggak sejengkal pun mereka mundur, atau meletakkan Islam begitu saja. 

Sebaliknya, mereka juga bersama Rasulullah Saw menyebarkan risalah  Islam  kepada  penduduk  Mekah,  meski  harus  berhadapan dengan kefanatikan musyrikin quraisy. Subhanallah, Allahu Akbar!

Maka pertanyaan pentingnya “apa rahasia para sahabat saat itu, walaupun ditentang hampir seluruh penduduk mekah, tapi mereka bisa memiliki dan mempertahankan iman yang super duper keren?”.


Di Bagian IV: 

The Secret of Death -Merevisi Pemahaman Rezeki dan Ajal-


‘Apa sih pentingnya kita ngebahas yang namanya mati dan rezeki?”  Kalo  memang  rahasia,  ya  sudah  biarin  aja,  Allah  SWT yang tahu dan kita nggak bakalan tahu. Kemudian kalo sudah tahu rahasianya, apakah kita bakalan menemukan kebahagiaan?

Dimana pentingnya ngebahas tentang kedua hal tersebut? Yuk coba kita gali. Karena pemahaman yang kurang bener tentang rezeki, sehingga ada yang takut hartanya habis, makanya dia kikir untuk sodaqoh.

 Sebaliknya, nggak sedikit yang berfoya-foya, karena dia pikir harta orang tuanya masih bejibun. Pun dengan kematian, karena gagal paham tentang soal kematian, sebagian orang takut mati, sebagiannya lagi malah sok pede nggak bakalan mati cepat. Ada yang takut sakit, atau mungkin takut berperang karena kedua hal itu bisa menghantarkan kepada kematian. Dan contoh-contoh yang lain.

Itu artinya, kesalahan kita memahami tentang rezeki dan kematian, bisa bikin kita salah mengambil sikap, tul nggak Sob?
 

Di  Bagian  V:  

QAWAID  ‘AMAL  -Menelisik  Kaidah-Kaidah Perbuatan Manusia


Orang yang nggak pernah tahu apa arti dan maknanya hidup, maka ya perbuatannya seadanya, apa adanya, yang penting hidup, nggak pernah mikirin boleh nggak, baik atau buruk, pokoknya ngelakuin perbuatan  sebagaimana  biasanya  orang  ngelakuin  perbuatan. 

Berbeda dengan orang yang paham arti dan makna hidup bahwa hidup bukan hanya sekadar hidup, tapi ada tanggungjawab dari dia telah diciptakan sebagai hamba, dan sadar sepenuhnya nanti perbuatan di dunia bakal ditanyai oleh Yang Telah Menciptakan. Maka dia akan sangat berhati-hati berbuat, akan selalu bertanya status hukum perbuatan yang hendak ia kerjakan.

Kalo gitu penting banget nggak mencari tahu apa status hukum dari setiap perbuatan yang kita lakukan? Puenting bingits dong, karena dengan mencari tahu status hukum perbuatan kita, sebenarnya sama aja kita sedang mencari tahu hakekat hidup kita untuk apa dan mau dibawa kemana. 

Apalagi kalo kita mau terikat dengan hukum yang kita yakini kebenarannya, itulah tandanya kita sudah punya pandangan hidup tertentu. Dan juga dengan mengetahui status hukum dari  perbuatan kita, itu tandanya kita peduli terhadap kehidupan akhirat kita, karena disanalah semuanya nanti akan kita pertanggungjawabkan.





Posting Komentar