Mengenal Jatidiri

 

Mengenal Jatidiri

Oleh : Widhy Lutfiah Marha

Rasanya lucu kita harus mengenal diri sendiri. Kamu pasti sudah kenal sama diri kamu. Kamu kenal banget apa yang kamu suka dan apa yang yang kamu nggak suka, apa hobimu di waktu luang dan seterusnya. Namun, ternyata ada juga di antara kamu yang nggak menyadari akan siapa dirinya.


Tiap hari kamu punya rutinitas sendiri. Pagi sekolah sampai siang, siang mungkin ada di antara kamu yang les atau membantu orangtua, sedangkan sore maen sama teman-teman. Malam harinya menyiapkan pelajaran untuk besuk. Jika ada waktu libur, maka kamu akan banyak menghabiskannya dengan-teman-temanmu. Begitulah siklus hidupmu dari SD ke SMP, SMA dan seterusnya. Semua serba datar dan terprediksi.


Hmmm… pernah nggak sih sesekali kamu mempertanyakan diri kamu sendiri? Tentang siapa kamu? Tentunya, yang dimaksud bukan sekedar nama, TTL, atau alamat seperti tercantum di kartu tanda pengenal. Tapi sebuah identitas yang melekat pada diri kita. Jati diri yang bikin kita eksis. Untuk jawaban yang satu ini, nggak sedikit lho, orang yang nggak ngeh siapa dirinya.


Padahal akibatnya bisa fatal kalau kita nggak ngerti siapa diri kita. Sebagai makhluk sosial kita akan mudah kebawa oleh lingkungan dalam rangka mencari jati diri dan eksistensi. Ya, kalau lingkungan kita baik masih mending, tapi kalau lingkungan kita membawa pengaruh buruk bisa gawat! Dan kondisi ini kelihatan banget  dalam kehidupan sekarang. 


Coba aja perhatikan, banyak remaja yang coba-coba mencicipi narkoba, nggak sedikit juga yang suka dugem, tawuran, dan gaul bebas tanpa batas. Kalau mereka ditanya kenapa melakukan begituan? Dan apa pentingnya buat masa depan mereka? Pada gelagapan jawabnya. Kelihatan mereka belum siap dapat pertanyaan yang model gitu. Paling-paling yang mau jawab “just for fun” alias untuk senang-senang mumpung masih muda. Atau sekedar ikut-ikutan teman agar nggak dijauhi. Padahal kalau mereka mau mikir sedikit saja, namanya usia nggak ada yang jamin tahan lama. Boleh jadi besuk atau lusa udah dijemput malaikat izrail. Kan gawat kalau waktu hidup kita gunakan untuk foya-foya pas giliran disidang di yaumul hisab, nggak punya bekal apa-apa. Apa kata dunia?


Sehingga, bagi sebagian besar remaja mencari jati diri itu urusannya orang yang sudah tua atau mereka yang sudah married. Karena mereka sudah kelihatan dewasa banget. Padahal, yang namanya jati diri nggak kenal usia apalagi status. Ketika kita menginjak usia baligh udah waktunya bisa membedakan mana yang salah. Saat itu kita dituntut untuk ambil keputusan sendiri sesuai dengan identitas yang nempel pada diri kita sebagai remaja muslim, remaja hedonis, atau remaja madesu alias masa depan curam. Makanya jati diri harus dicari dong, agar kita punya arah hidup yang jelas, tidak awut-awutan atau asal ngikut aja tanpa tahu apakah itu boleh atau nggak untuk ditiru.


Untuk itu marilah sejenak untuk evaluasi diri. Lontarkan tiga pertanyaan dan jawab dengan jujur tentang kehidupan yang tengah kita jalani. Hidup di dunia untuk apa? Kenapa kita bisa ada di dunia ini? Dan akan kemana setelah kita mati atau meninggalkan dunia ini?


Sobat, tiga pertanyaan  di atas penting banget bin urgent untuk dijawab. Bukan urusan sepele dua pele. Kalau kita sukses menemukan jawabannya, insyaAllah membantu kita mengenali jati diri. Sehingga kita mempunyai kerangka yang jelas dalam menjalankan hidup ini. Dan tentunya, dengan begitu waktu hidup kita lebih bernilai.

Posting Komentar