SOMBONG YANG TERSELUBUNG
Seorang pria yang sedang bertamu di rumah seorang ustadz kondang tertegun heran, ketika melihat sang ustadz sedang sibuk bekerja sendiri menyikat lantai rumahnya sampai bersih.
Pria itu bertanya, "Apa yang sedang antum lakukan Pak ustadz? Mengapa bukan pembantu rumah tangga saja yang antum perintahkan untuk mengepel lantai rumah?"
Pak ustadz menjawab dengan tersenyum, "Tadi saya kedatangan tamu yang meminta nasihat. Saya berikan banyak nasihat yang insya Allah bermanfaat. Namun, setelah tamu itu pulang di dalam hati saya terbersit penilaian bahwa saya ini orang hebat, dibutuhkan banyak orang. Kesombongan saya pun mulai muncul. Oleh karena itu, saya lakukan pekerjaan ini untuk membunuh perasaan sombong itu."
Kemudian Pak ustadz melanjutkan penjelasannya .
Sombong adalah penyakit hati yang sering menghinggapi kita semua. Siapa saja dan apapun statusnya, orang awam atau tokoh masyarakat bisa juga dihinggapi penyakit sombong ini.
Bahkan di kalangan para ustadz, muballigh, kiyai atau habaib, benih-benih kesombongan bisa muncul tanpa mereka sadari.
● Ditingkat ke-1:
Sombong disebabkan oleh Faktor materi, di mana kita merasa :
~ Lebih kaya,
~ Lebih berkuasa,
~ Lebih tinggi jabatan,
~ Lebih rupawan &
~ Lebih terhormat daripada orang lain.
●Ditingkat ke-2 :
Sombong disebabkan oleh Faktor kecerdasan, kita merasa :
~ Lebih rajin
~ Lebih pintar
~ Lebih kompeten
~ Lebih berpengalaman
~ Lebih berwawasan dibandingkan dengan orang lain.
●Ditingkat ke-3:
Sombong disebabkan oleh Faktor kebaikan, kita sering menganggap diri kita:
~ Lebih bermoral
~ Lebih pemurah
~ Lebih banyak amalnya
~ Lebih semangat berjuang dan beribadah
~ Lebih banyak kontribusinya untuk umat.
~ Lebih besar dari orang lain berdasarkan apa yang sudah dicapai, seraya meremehkan orang lain dengan menganggapnya orang kecil.
~ Lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.
Yang menarik...
Semakin tinggi tingkat kesombongan kita, semakin sulit pula kita mendeteksinya.
Sombong karena materi mudah terlihat. Namun, Sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit dilihat.Karena, seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Cobalah setiap hari kita melakukan intropeksi diri
Kadang kita butuh orang lain untuk membantu mengintrospeksi diri.
Kita juga butuh kritikan dan masukan dari orang lain.
Mari kita sadari bahwa setiap hal yang baik, yang bisa kita lakukan itu semua adalah karena izin dan pertolonganNya saja.
Maka hendaklah kita banyak bersyukur kepada-Nya. Semua itu tidak lain adalah anugerah-Nya.
Kesombongan hanya akan membawa kita pada kehinaan diri dan kejatuhan yang mendalam.
Tetaplah bersabar dan rendah hati.
Ketika lahir, dua tangan kita kosong, ketika meninggal kedua tangan kita juga kosong
Waktu datang kita tidak membawa apa-apa, waktu pergi kita juga tidak membawa apapun.
Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan. Jangan minder karena miskin dan rendah. Bukankah kita semua hanyalah tamu didunia ini, pada waktunya kita pulang ke akherat, dan semua milik kita hanyalah titipan dari Allaah Azza wa Jalla yang sewaktu-waktu diambilNya.
Tetaplah rendah hati seberapapun tinggi kedudukan kita.
Tetaplah percaya diri seberapapun kekurangan kita.
Hanya satu kepunyaan kita yang bukan pinjaman, yang akan kita bawa kemana pun kita pergi, yaitu iman dan amal
Tidak akan menjadi orang besar jika dalam hati selalu menganggap kecil orang lain.
Kita sama-sama saling belajar merendahkan hati, tetapi tidak merendahkan diri.
Posting Komentar