Terima kasih Selalu

 

Ucapan Terimakasih

Penulis : Widhy Lutfiah Marha


Bersyukur itu memunculkan perasaan bahagia. Bersyukur itu membuat wajah orang yang mengungkapkannya berseri-seri. Bersyukur itu mengakibatkan relaknya otot-otot di tubuh kita. Bersyukur itu meringankan beban pikiran atau otak kita. Selama itu belum terpenuhi, berarti kita belum bersyukur dengan sebenar-sebenarnya. (valentine Dinsi, Aryojati A)


Sobat, hari ini mengingatkan saya bahwa tidak ada ungkapan yang patut saya ucapkan setiap saat  kecuali rasa syukur kepada Allah Swt. Bukankah Allah Swt sangat sayang dan mencintai hambanya. Hanya saya kadang sebagai hamba-Nya melupakan dan jarang bersyukur kepada-Nya. Allah sudah menciptakan makhluk-Nya tanpa syarat. Dialah yang pertama dan terakhir, tidak ada yang sebelum Dia dan tidak ada yang setelah Dia. Dialah kekuatan tertinggi, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Memberi dan tak peduli apapun yang pernah kita lakukan, tak peduli berapa banyak dosa yang kita kerjakan, jika kita memohon ampunan-Nya dengan hati yang tulus, Dia akan mengampuni kita. Nabi Muhammad saw bersabda, “Wahai anak Adam, jika dosamu setinggi langit dan engkau memohon ampunan kepada Allah, Dia akan mengampunimu” 



Sungguh tak pantas kita sombong kepada Allah dan tidak taat kepada-Nya. Kita tidak akan bisa menghitung jumlah kekayaan setiap orang jika dihargai dengan uang. Kita juga tidak bisa menghargai harga tubuh manusia jika diuangkan, berapa harga mata, hidung, telinga, mulut, otak, kepala, lidah, tangan, kaki dan apa saja yang menjadi bagian daru tubuh manusia jika diuangkan.


Saat mata kita sehat, kita tak pernah berpikir betapa berharganya mata kita. Coba saja jika suatu ketika mata kamu karena suatu sebab tertentu menjadi buta. Kebetulan kamu punya tabungan milyaran rupiah. Apa yang kamu lakukan? Kamu pasti akan membayar berpapun untuk mengembalikan penglihatan kamu. Tak peduli jika untuk itu tabungan kamu nyaris habis. 


Sudah banyak bukti, orang-orang yang berpunya sanggup mengorbankan hartanya sebanyak apapun demi mengembalikan kesehatannya, demi sembuh dari penyakit jantung, kangker, kelumpuhan, kecacatan dan lain-lain. Bahkan demi mengembalikan agar kulitnya menjadi kencang, atau agar keriput di wajahnya bisa hilang, banyak orang rela merogoh sakunya dlam-dalam.


Jika sudah begini, mestinya kita sadar betapa kayanya setiap dari diri kita, walaupun mungkin kita secara materi bukan orang berpunya. Bukankah kita akan tetap mempertahankan mata atau hidung kita meski ada orang mau menawar dan membelinya seharga ratusan juta? Bukankah kita tak akan rela melepas jantung atau paru-paru kita walau ada orang berani menawarnya seharga miliaran? Bukankah kita pun tak rela menyewakan nafas kita walau lima atau 10  menit meski harganya jutaan rupiah? Karena, kta sangat paham, kalau kita tidak bernafas lima atau 10 menit beresiko menjadikan kita mati lemas.


 Dan masih kemewahan dan kegratisan yang Allah berikan pada kita secara cuma-cuma. Tak sepeserpun kita dipungun oleh Allah Swt untuk membayar nikmat yang luar biasa itu. Amat pantaslah jika Allah Swt dalam Al-Quran surat Ar-Rahman berkali-kali mengajukan pertanyaan retoris kepada manusia: “Fabi ayyi aalla’I Rabbikumaa tukadzibaan ( Nikmat Tuhan manakah yang kalian dustakan?) Lebih dari itu dialah Tuhan Yang mengurus kita siang dan malam tanpa pernah meminta secuil pun. Mahabenar Allah Yang berfirman yang artinya: “Katakannlah, “Siapakah yang dapat memelihara kalian pada waktu malam dan siang hari selain Zat Yang Maha Pemurah?” (TQS al-Anbiya’[21]: 42)


Semoga kita semua menjadi hamba allah Swt yang senantiasa mencintai Allah dan rasul-Nya dan yang selalu bersyukur setiap waktu atas segala karunia-Nya yang luar biasa itu, bukan hamba yang takabur apalagi kufur kepada-Nya. Paling tidak, hal itu dibuktikan dengan keseriusan dan ketekunan kita dalam beribadah dan bertaqarrub kepada-Nya, dalam mentaati segala perintah-Nya, mengorbankan apa saja untuk agama-Nya, serta berjuang menegakkan akidah dan syariah-Nya demi kemuliaan Islam dan umatnya.


Posting Komentar