Siang dan Malam

 

Siang dan Malam


Oleh Nina Herlina Ibrahim

Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?” Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (QS. Al Qasas : 71-73).

Dalam ayat ini kembali Allah meminta kepada hambaNya untuk berfikir tentang alam, terutama tentang pergantian waktu.

Bagaimana seandainya jika waktu malam itu terus menerus, tanpa ada cahaya matahari? Tentu dapat kita bayangkan, jika tidak ada matahari maka dipastikan tidak akan ada kehidupan.

Sementara untuk mengisi kehidupan dunia ini kita juga perlu makan, bekerja dan mencari ilmu untuk beribadah, bagaimana hal itu akan dilakukan?

Makluk lain seperti tumbuhan dan hewan pun memerlukan matahari (waktu siang) untuk menyempurnakan kehidupan mereka.

Allah menciptakan malam, lengkap dengan kegelapan dan ketenangannya supaya hambaNya dapat beristirahat dan khusuk dalam beribadah.

Hal ini tidak bertentangan dengan hasil riset yang mengatakan bahwa manusia akan mendapatkan tidur yang berkualitas ketika dalam posisi gelap.

Melansir dari Brillio, sebuah penelitian oleh Joyce Walsleben, PhD, profesor di New York University School of Medicine, cahaya bisa menghambat sekresi hormon melatonin yang secara alami diproduksi selama tidur.

Hormon melatonin juga dipercaya mampu mencegah serangan jantung, kesuburan wanita, sebagai efek antioksidan dan antiperadangan bagi tubuh.

Selanjutnya sebuah studi dalam jurnal Cancer Genetics and Cytogenetics mengemukakan bahwa menyalakan cahaya buatan di malam hari saat tidur, mampu memicu ekspresi berlebih dari sel-sel yang berhubungan dengan pembentukan sel kanker.

Tapi jika sepanjang waktu itu gelap dan malam, akankah kita menghabiskan kehidupan dengan tidur, beristirahat atau beribadah saja?

*****

Demikian sebaliknya, jika sepanjang waktu itu hanya siang saja tanpa ada malam, keseimbangan pun tidak akan dihasilkan.

Pasalnya tubuh kita butuh istirahat, setelah seharian beraktivitas, bekerja dan menuntut ilmu.

Pada beberapa negara, yang mengalami waktu siang yang panjang, lebih dari 18 jam matahari bersinar di negaranya. Mempengaruhi waktu beribadah khususnya waktu berpuasa.

Terciptanya siang dan malam karena perputaran bumi di porosnya ketika mengitari matahari, demikian pula matahari yang terus berputar dan berjalan pada garis edarnya. Semua keajaiban alam semesta ini tidak ada yang sanggup melakukannya kecuali Allah.

Allah sudah memberikan yang terbaik untuk makhluknya, diciptakan siang dan malam adalah anugerah dan rahmat dari Allah Swt.

Tidakkah kalian berfikir dan bersyukur? Maka syukurilah rahmat pemberian Allah ini dengan penempatan yang seharusnya. Jangan dibaliknya sahabat. Dengan melakukan pekerjaan dan mencari penghidupan di waktu malam sementara waktu siangnya dihabiskan dengan tidur (istirahat).

Maka jika dilakukan secara terus menerus maka keseimbangan pun tidak akan tercipta dan badan pun menjadi sakit.Wallahu 'alam bishshowwab.


 

Posting Komentar