Oleh : Nina Herlina Ibrahim
Sekilas membaca judul di atas barangkali
terbersit tanya dalam diri kita. Apakah benar matahari berlari? Biasanya kita
menggunakan kata bergerak untuk mataari. Karena memang pada faktanya matahari
bergerak pada porosnya mengitari galaksi. Mengapa juga tidak menggunakan kata
berjalan?
Sebenarnya pemilihan kata berlari itu
adalah dari Allah SWT. Satu pilihan kata yang dipakai dalam Al-Qur’an untuk
menyebut pergerakan matahari. Sangat indah bukan? Silakan cek :
dan matahari berjalan di tempat
peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui. (QS. Yasin
Ayat 38)
Pemilihan kata “berlari” (jaraa, Yajrii,
tajrii) yang ada dalam Al-Qur’an ini sangat tepat menggambarkan pergerakan
matahari yang sangat cepat. Tidak sekedar bergerak. Atau berjalan. Tetapi
berlari karena saking cepatnya pergerakan matahari.
Fakta lain yang lebih menarik, berlarinya
matahari ini naik turun. Tidak lurus seperti orang berjalan. Nah perhatikan
orang yang berlari. Apakah pergerakannya juga lurus? Ternyata tidak. Orang
berlari akan mengalami pergerakan ke kanan kiri dan tidak lurus. Seperti itulah
Allah menggambarkan larinya matahari selaras dengan larinya manusia.
Hanya saja kecepatan lari matahari jelas
jauh berbeda dengan kecepatan lari manusia. Matahari untuk satu kali putaran
mengelilingi pusat galaksi, membutukan waktu sekitar 226.000.000 tahun. Maka
untuk melakukan gerak satu kali zig-zag
(dari atas ke bawah dan ke atas lalu ke bawah lagi) membutukan waktu sekitar 60
juta tahun. Woow!
Padahal itu sudah dilakukan matahari
dengan berlari dan kecepatan yang sangat tinggi. Apalagi jika kecepatan larinya
seperti manusia biasa. He he butuh berapa lama ya matahari berputar
mengelilingi galaksi? He he silakan hitung sendiri.
Sebagaimana manusia yang pasti mengalami
rasa capek ketika berlari, matahari pun sebagai makhluk Allah yang lemah juga
memilki keterbatasan. Meski memiliki cahaya yang sangat kuat dan hebat, banyak
kelebihan matahari dibanding benda angkasa yang lain, tetapi matahari tetap
makhluk Allah yang lemah. Yang suatu saat akan merasakan capek dan berhenti
berlari.
Para ilmuwan telah menyatakan bahwa gerak
matahari itu tak selamanya. Ada batas waktu dimana nanti matahari tak lagi
bergerak. Dan jauh sebelum para ilmuwan menemukan kesimpulan ini, Allah sudah
mengabarkan dalam firmanNya :
Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah
memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang
ditentukan. Sungguh, Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS. Luqman
Ayat 29)
Apa yang terjadi jika matahari berhenti
berlari? Apakah matahari berhenti berlari atas kehendaknya atau itu sudah
ketentuan Penciptanya?
Jika matahari berhenti bergerak, tentunya
kehidupan di dunia ini akan berakhir. Karena matahari merupakan pusat tata
surya. Maka kiamat akan datang menyapa. Saat itulah kehidupan akan porak
poranda. Huru-hara kiamat akan tercipta. Dan bagi yang beriman kepadaNya,
siap-siap mendapatkan balasan surga. Bagi yang kafir dan menolak aturanNya, tak
mempercayai kehidupan setelah dunia, bersiap meluncur ke nerakaNya.
Dan semua ini atas kehendakNya. Karena
matahari adalah makhluk Allah yang lemah. Yang tak memilki kuasa untuk melawan
kehendak Allah, maka apapun yang diperintahkan oleh penciptanya akan ditaati
tanpa nanti tanpa tapi. Matahari berhenti bergerak jika pengatur gerakannya
menghendaki matahari berhenti berlari. Bukan karena capek atau membangkang dari
ketentuanNya. Karena yang mengatur setiap pergerakannya hanya Allah yang kuasa.
Bagi kkta manusia, mari mempersiapkan saat
itu tiba. Ketika matahari berhenti bergerak dan saat kiamat itu menjadi nyata.
Ilmuwan sudah menelitinya dan memastikan hal itu akan terjadi, meski kita tidak
bisa memprediksi perkiraan waktu yang
ditentukan oleh para ilmuwan kita. Yang perlu kita pikirkan adalah, sudah
siapkah kita jika matahari berhenti berlari?
Posting Komentar