Oleh : Nina Herlina Ibrahim
Dalam ruang belajar sains beberapa pekan lalu, si bungsu mempelajari tentang panca indera. Bahwa Allah menganugerahkan kepada manusia 5 panca indera. Yaitu mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. indera adalah salah satu komponen penting dalam proses berpikir.
Ketika seseorang mengindera sebuah objek, maka akan ditransfer ke otak, dikaitkan dengan informasi yang dia dapat sebelumnya, maka akan terjadi proses berpikir tentang objek tersebut. Sehingga jika ingin optimal dalam kemampuan berpikir harus menyertakan indera dalam proses berpikir. Tidak harus semua indera. Tetapi minimal pendengaran dan pengliatan manusia berfungsi maka manusia masih bisa berpikir dengan baik.
Dan dalam sebuah penelitian dikatakan, bahwa indera pertama yang berfungsi adalah pendengaran (telinga). Luar biasanya, dari penampakan telinga dari luar sungguh menakjubkan. Bentuknya yang unik. Pas di tubuh manusia. Tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Bahkan akan terlihat indah dan cantik pada diri seorang wanita karena merupakan salah satu tempat perhiasan.
Bagaimana dengan struktur telinga? Sekilas nampak dari luar bentuk telinga yang indah, ternyata telinga memiliki struktur yang rumit. Mulai dari telinga luar, telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Dari bagian-bagian itu masih ada bagiannya lagi. Ck..ck..ck begitu kompleksnya.
Misalnya nich telinga luar terdiri dari daun telinga dan rongga telinga luar. Ternyata yang biasa kita sebut telinga, itu baru daun telinga saja. Baru bagian yang paling luarnya. Bagian tengah ada gendang telinga, ada tuba eustachius. He he nyebut namanya aja sulit ya. Juga ada tiga tulang kecil yakni tulang martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi. Meski kelihatannya lembut ternyata telinga juga bertulang. He he. Tak seperti lidah yang tak bertulang. He he
Telinga bagian dalam ada yang disebut dengan kanal semisirkularis dan koklea atau rumah siput. Nah ternyata di bagian koklea inilah yang terdapat alat pendengar (saraf pendengar). Juga terdapat cairan limfe yang disebut endolimfe.
MasyaAllah sungguh rumit susunan telinga kita ternyata ya? Tak ada alasan kita tidak bersyukur atas nikmat Allah berupa pendengaran. Dan tidak akan ada yang bisa membuat hal yang serupa selain Allah yang Maha Kuasa. Selama ini kita tahunya hanya bisa mendengar saja. Itupun kadang sok-sokan tuli. Tidak mendengar peringatan Allah. Tidak mendengar teguran Allah lewat ayat-ayatNya. Sebagaimana firman Allah :
Dan sungguh, Kami telah meneguhkan kedudukan mereka (dengan kemakmuran dan kekuatan) yang belum pernah Kami berikan kepada kamu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka perolok-olokkan telah mengepung mereka (QS Al Ahqaf : 26)
Atau kadang malah menggunakan telinga tidak untuk semestinya. Harusnya telinga digunakan untuk mendengar ayat-ayatNya. Justru digunakan untuk mendengar rayuan gombal. Weee…atau untuk menguping. Nah lho. Padahal jelas dalam Islam larangan menguping itu. dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda :
Dari Abdullah bin Abbas -raḍiyallāhu 'anhumā- bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda, "Siapa yang menguping pembicaraan satu kaum, sedangkan mereka tidak menyukainya maka akan dituangkan timah cair di kedua telinganya pada hari kiamat." (HR Bukhari)
Ada juga yang malah aneh-aneh mempercayai mitos. Jika telinga berdenging maka akan ada sesuatu yang buruk yang terjadi. Padahal tahukah anda mengapa telinga itu berdenging? Telinga berdenging terjadi karena adanya perubahan tekanan udara yang mendadak. Perubahan tekanan ini diakibatkan karena adanya perubahan kecepatan udara di sekitar telinga secara mendadak atau tiba-tiab.
Nah jelas ya apa penyebab telinga berdenging? Jadi ga perlu percaya mitos yang aneh-aneh. Justru yang lebih banyak harus kita lakukan adalah mengoptimalkan pendengaran kita untuk taat syariatNya. Mendengar ayat-ayat Al-Qur’an. Tapiiii…jangan hanya mendengar saja yang nantinya malah membuat kita ketiduran. Segera laksanakan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 285 :
“…Dan mereka berkata, “Kami mendengar dan kami taat”…
Tak perlu menunggu peringatan Allah yang lebih keras lagi. Tak perlu menunggu adzab diturunkan kepada kita. Segera taubat. Segera melaksanakan syariat. Saat mendengar seruanNya. Sami’na wa Atho’na.
Posting Komentar