Oleh Nina Herlina Ibrahim
Membaca dan mentadaburi dua juz yang
berturut turut, yaitu juz 19 dan 20. Allah Swt. memberikan pelajaran dan hikmah
kepada manusia untuk belajar dari hewan, yaitu semut dan laba-laba. Namanya pun
diabadikan menjadi nama surat dalam Al Quran. Allahu Kholiq wa Mudabbir
tidaklah menciptakan segala sesuatunya tanpa hikmah dan maksud.
Banyak orang yang memasukkan dan mengira
bahwa laba-laba termasuk dalam kelompok serangga.
Sedikit saya sampaikan disini laba-laba
tidak termasuk pada kelompok serangga, walaupun secara sekilas, terdapat jenis
laba-laba yang mirip dengan semut, namun pada dasarnya mereka berbeda.
Laba-laba masuk kelas arthropoda artinya
hewan dengan kaki delapan, sedangkan semua serangga masuk ke dalam kelas heksapoda artinya hewan
dengan kaki enam, namun memiliki antena yang terkadang penampakannya seperti kaki.
*****
Apa yang kita lihat dan perhatikan jika
kita melihat sarang laba-laba?
Kenapa Allah Swt meminta kita untuk
memperhatikan dan memberikan perumpamaan dari sarang laba-laba? Karena terdapat
hikmah dan pelajaran yang dapat diambil oleh manusia dari sarang dan perilaku
laba-laba tersebut.
Kita bahas secara ilmiah dulu ya…
Sarang laba-laba, terdiri dari
jaring-jaring yang disusun sehingga memiliki bentuk yang melingkar spiral,
tipis putih dan terlihat rapuh.
Selain digunakan untuk menangkap mangsa,
jaring laba-laba juga memiliki banyak fungsi di antaranya membantu laba-laba
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, berkomunikasi dengan laba-laba di
sekitarnya dengan meninggalkan jejak jaring.
Jaring laba-laba terbuat dari protein
cair, tapi karena terpengaruh dengan temperatur udara, protein yang tadinya
cair berubah jadi kaku dan berbentuk seperti benang putih. Dalam membuat
sarangnya, laba-laba seringkali merasa kelelahan. Untuk mengembalikan
energinya, para laba-laba akan memakan kembali jaring yang sudah dia buat. Itu
disebabkan karena bahan utamanya protein, sehingga jaring-jaring tersebut aman
dikonsumsi kembali oleh laba-laba.
Benang-benang yang dihasilkan laba-laba
jauh lebih kuat dari baja dalam kadar yang sama, tetapi disisi lain, benang
tersebut lebih lentur dari sutra.
Kelemahan rumah laba-laba bukan pada unsur
atau struktur bangunannya. Kalau itu yang dijadikan patokan, rumah laba-laba
adalah rumah paling kuat.
Kelemahan atau predikat rapuhnya, ada pada
fungsi utama sebuah rumah atau sarang laba-laba.
Fungsi utama rumah atau sarang adalah
untuk melindungi seluruh penghuninya dari panas atau dinginnya cuaca ataupun
ancaman yang berasal dari luar rumah. Sejatinya rumah adalah tempat pulang,
tempat ternyaman dan di dalamnya ketenangan dan kasih sayang.
Fakta ilmiah menunjukan, bahwa tubuh
laba-laba jantan umumnya lebih kecil daripada betina, dan laba-laba betina yang
membangun sarang, laba-laba mendekati sarang betina untuk kebutuhan
seksual/kawin.
Dilansir dari majalah National Geographic,
laba-laba memiliki perilaku kanibalisme seksual.
Laba-laba jantan rela dimakan oleh
pasangannya karena tubuh jantan mampu memberikan nutrisi yang sangat dibutuhkan
oleh laba-laba betina untuk kebutuhan bertelur.
Kanibalisme seksual laba-laba dilakukan
betina setelah atau ketika mereka berhubungan seksual/kawin, perlahan laba-laba
betina membungkus pasangannya dengan jaring yang dikeluarkan dari tubuhnya,
lalu kemudian sedikit-demi sedikit tubuh laba-laba jantan dimakan.
Hanya sekitar 30% laba-laba jantan yang
berhasil menyelamatkan diri dari kanibalisme dan berhasil mencari pasangan
lain. Tapi, sebagian besar laba-laba membiarkan tubuhnya dimakan dan
memperpanjang hubungan seksual, hal ini memperbesar kemungkinan untuk membuahi
pasangannya.
Kanibalisme itu juga terjadi karena
setelah laba-laba jantan berhasil memasukkan sperma ke dalam tubuh laba-laba
betina, dan laba-laba betina tidak menyukai pasangannya tersebut maka proses
kanibalisme itu pun terjadi.
Kelemahan rumah laba-laba terletak pada
perilaku dan esensi kehidupan rumah tangganya, tidak ada keharmonisan dan
perlindungan dalam rumah tersebut.
Hal inilah yang sesuai dengan firman Allah
dalam surah Al-Ankabut : 41-43.
Ù…َØ«َÙ„ُ
الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اتَّØ®َØ°ُÙˆْا Ù…ِÙ†ْ دُÙˆْÙ†ِ اللّٰÙ‡ِ اَÙˆْÙ„ِÙŠَاۤØ¡َ ÙƒَÙ…َØ«َÙ„ِ
الْعَÙ†ْÙƒَبُÙˆْتِۚ اِتَّØ®َØ°َتْ بَÙŠْتًاۗ ÙˆَاِÙ†َّ اَÙˆْÙ‡َÙ†َ الْبُÙŠُÙˆْتِ Ù„َبَÙŠْتُ
الْعَÙ†ْÙƒَبُÙˆْتِۘ Ù„َÙˆْ ÙƒَانُÙˆْا ÙŠَعْÙ„َÙ…ُÙˆْÙ†َ
اِÙ†َّ
اللّٰÙ‡َ ÙŠَعْÙ„َÙ…ُ Ù…َا ÙŠَدْعُÙˆْÙ†َ Ù…ِÙ†ْ دُÙˆْÙ†ِÙ‡ٖ Ù…ِÙ†ْ Ø´َÙŠْØ¡ٍۗ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ الْعَزِÙŠْزُ
الْØَÙƒِÙŠْÙ…ُ
ÙˆَتِÙ„ْÙƒَ
الْاَÙ…ْØ«َالُ Ù†َضْرِبُÙ‡َا Ù„ِلنَّاسِۚ ÙˆَÙ…َا ÙŠَعْÙ‚ِÙ„ُÙ‡َآ اِÙ„َّا الْعَالِÙ…ُÙˆْÙ†َ
"Perumpamaan orang-orang yang
mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang
membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba,
kalau mereka mengetahui. Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang mereka
seru selain Allah. Dan Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang
memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu".
*****
Dalam tafsir Ibnu Katsir, perumpamaan ini
dibuat oleh Allah yang ditujukan kepada kaum musyrik untuk menggambarkan
perihal mereka ketika mengambil tuhan-tuhan selain Allah yang mereka harapkan
pertolongan dan rezekinya serta mereka pegang di saat mereka tertimpa
kesengsaraan.
Keadaan mereka dalam hal tersebut sama
dengan rumah laba-laba dalam hal kelemahan dan kerapuhannya. Orang yang
menyembah tuhan-tuhan seperti mereka tiada lain seperti orang yang berpegangan
pada rumah laba-laba, maka sesungguhnya hal itu tidak dapat memberikan suatu
manfaat pun kepadanya.
Sekiranya mereka mengetahui keadaan
tersebut, tentulah mereka tidak akan menjadikan penolong-penolong mereka selain
dari Allah.
Berbeda halnya dengan orang muslim lagi
beriman hatinya kepada Allah, selain dari itu dia beramal dengan baik sesuai dengan
hukum syariat. Maka sesungguhnya dia berpegang teguh kepada tali yang kuat yang
tidak akan terputus karena kekuatan dan kekokohannya.
Kemudian Allah Swt. berfirman seraya
mengancam orang-orang yang menyembah selain Dia dan mempersekutukan-Nya dengan
yang lain, bahwa sesungguhnya Allah Swt. mengetahui semua amal perbuatan mereka
dan mengetahui apa yang mereka persekutukan dengan-Nya berupa berhala-berhala
dan tandingan-tandingan. Maka kelak Allah akan memberikan balasan-Nya terhadap
mereka; sesungguhnya Dia Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Kemudian dalam ayat 43 juga dikatakan :
"Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami
buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang
berilmu"
Maksudnya, tiada yang dapat memahaminya
dan merenungkannya kecuali hanya orang-orang yang mendalam ilmunya lagi
berwawasan luas.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Ishaq ibnu Isa, telah menceritakan kepadaku Ibnu Lahi'ah, dari Abu
Qubail, dari Amr ibnul As r.a. yang menceritakan bahwa ia hafal seribu tamsil
dari Rasulullah Saw. Hal ini merupakan suatu keutamaan yang besar bagi Amr
ibnul As, karena Allah Swt. telah berfirman:
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami
buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.
(Al-'Ankabut: 43).Wallahu ‘alam bish-showwab
Posting Komentar