Oleh : Nina Herlina Ibrahim
Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata api? Pasti panas itu yang terpikirkan. Atau membakar. Iya, api memang berkhosiyat untuk membakar. Menghasilkan panas. Mengapa ya ketika menyalakan api meski kecil kok bisa menjadi panas? Kalo jawabannya qadha Allah he he pasti benar. Memang begitulah Allah menciptakan.
Tapi secara prose kimiawinya, api terjadi karena adanya proses oksidasi cepat yang menghasilkan cahaya dan panas. Api dapat tercipta jika terjadi persenyawaan (bergabungnya) tiga unsur yang dikenal dengan teori segitiga api. Wuih keren ya istilanya. Apa saja itu?
Pertama, unsur material yang mudah terbakar, seperti kertas, kayu, kain dan gas. Kedua, udara sebagai zat pengoksidasi, misalnya oksigen, hydrogen dan klorin. Ketiga, unsur panas sebagai pemicu timbulnya api. Panas dapat timbul akibat terjadinya gesekan, hubungan arus pendek listrik, reaksi kimia dan lain-lain.
Jadi ingat ya bagaimana orang jaman dulu membuat api dengan mengesek-gesekkan kayu atau batu sehingga muncul percikan api.
Dan ternyata apa yang dilakukan orang-orang jaman dulu ketika membuat api dengan menggesek-gesekkan kayu persis seperti yang dijelaskna Allah dalam Qur’an surat Al Waqi’ah ayat 71-73 :
Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan menggosok-gosokkan kayu). (QS. Waqi’ah ayat : 71)
Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya? (QS. Waqi’ah ayat : 72)
Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir. (QS. Waqi’ah ayat : 73)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan siapakah yang memberikan potensi kayu ketika digesekkan itu bisa memunculkan api? Meski secara teori kimia kita mengenal teori segituiga api, tetapi semua itu tidak akan terwujud tanpa campur tangan Allah SWT yang memberikan khosiat pada kayu mudah terbakar.
Hanya kadang Allah memang menarik khosiyat api yang mudah membakar ini dengan kuasaNya. Masih ingat kisah Nabi Ibrahim? Secara teori segitiga api, peristiwa yang menimpa nabi Ibrahim cukup memenuhi untuk terjadinya proses oksidasi yang bisa menghasilkan api. Dan memang api terbentuk pada saat itu. Tetapi khosiyatnya telah dicabut oleh Allah sehingga api itu tak mampu membakar Nabi Ibrahim.
Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu". (QS. Ash shaffat :97)
Mereka hendak melakukan tipu muslihat kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina.
"Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak". Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi." (QS Al Anbiya 68-70 )
MasyaAllah peristiwa ini seharusnya lebih meyakinkan kita bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak mungkin hal ini akan terjadi jika bukan karena kehendaknya. Dan ini merupakan mukjizat yang diberikan kepada Nabi Ibrahim.
Jadi jangan coba-coba mempratekkannya. Membakar diri di atas tumpukan kayu yang di bakar berharap terjadi hal yang sama seperti pada Nabi Ibraim. He he. Bisa-bisa gosong beneran tubuh kita. Karena Allah hanya memberikan mukjizatnya pada orang-orang pilihan. Kepada Nabi dan RasulNya.
Dan sebaiknya kita tidak berharap merasakan panasnya terbakar api. Baik di dunia maupun di akhirat. Karena bisa jadi, di dunia kita ga mau merasakan panasnya api, bahkan cenderung takut menghidupkan api, seperti anak saya yang takut menyalakan kompor he he, tetapi ternyata setiap tindak tanduk kita malah mempersilakan tubuh dan diri kita di lahap api di yaumil akhir kelak.
Setiap aktivitas kita jauh dari aturan Allah. Mengabaikan hukum-hukum Allah, menganggap remeh. Bahkan cenderung melanggar. Maka secara tak langsung kita membiarkan atau merelakan tubuh dan diri kita terbakar panasnya api neraka kelak akhiratNya.
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim Ayat 6)
Dalam ayat yang lain Allah menjelaskna bahwa bahan bakar neraka adalah onag-orang kafir.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka terhadap (azab) Allah. Dan mereka itu (menjadi) bahan bakar api neraka. (QS. Ali 'Imran Ayat 10)
Hii..ngeri ya jika tubuh kita menjadi bahan bakar neraka. Jika dan hanya jika kita kafir dan mengingkari ayat-ayatNya. Jika dan hanya jika kita melanggar syariahNya. Jadi semua pilihan ada di tangan kita. Mau menyiapkan diri sebagai bahan bakar api neraka atau menghindarinya dengan segera taat kepada seluruh aturanNya.
Posting Komentar