ASI dan Air Ketuban

Asi dan Air Ketuban


 Oleh : Alfi Ummuarifah

Jejak Cinta-Nya pada Hamba-Nya

Saat kelahiran anak pertama diriku gagal memberikan ASI pada bayiku. Ketidaktahuanku akan ilmu tentang sukses IMD menjadi sebabnya. Akhirnya anak pertamaku tidak mau menghisap ASI karena bingung puting.

Lalu saat anakku yang kedua lahir, proses IMD kulalui dengan sukses. Begitu bayiku lahir bayiku dibiarkan mengindra ASI. Bayiku seakan memanjat ke arah dada. Begitu dia dapatkan ASI, dia lalu segera menghisap dengan kuat. Tanpa dipaksa. Luar biasa. 

Bayiku memanjat meraih ASI. Padahal belum dibersihkan. Ari ku keluarnya agak lama. Dokter mulai risau saat itu. Hingga saat itu dia bingung. Namun hisapannya membantuku dalam hal ini. Ariku keluar setelah kontraksi yang kedua setengah jam kemudian.

Selama dua jam bayiku menyusu dan sampai di ruang pemulihan dia menyusu. Total 4 jam baru dia tertidur. Begitu juga diriku. Sukses IMD itu menghantarkan kesuksesan mengASIhi bayiku berikutnya hingga yang ke enam.

Dokter kandunganku  saat itu memang hebat. Kesabarannya luar biasa. Tak ada susu formula di kliniknya. Sebab dia pendukung IMD ASI tulen. Jadi setiap bayi yang lahir di kliniknya, harus IMD dan sukses dengan ASI. 

Dokterku saat itu bicara jika wangi dan aroma ASI mirip dengan air ketuban. Makanya bayiku mengejar aroma itu dengan indra penciumannya. Sungguh Allah telah membuat jejak pada aroma itu. Allahu akbar. 

Allah berikan ciri yang sama agar bayi saat lahir mengindra ASI dsn tidak mengindra yang lain. Kesalahan penanganan saat-saat penting ini, misalkan diberikan dot berpeluang gagal IMD.

Lihatlah saat bayi itu begitu nyaman saat di dekapan dada sang ibu. Ini karena aroma ASI yang mirip dengan air ketuban, sehingga si kecil merasa nyaman.

Menurut para ilmuwan, air ketuban itu amis dan rasanya agak manis, mirip ASI.

"Karena itu, bagi bayi, aroma ibu mereka, dan terutama ASI-nya, akan sangat menenangkan," kata Sarah Ockwell-Smith, Ahli Metode Gentle Parenting dalam bukunya The Gentle Sleep Book.

Sewaktu di rahim, kata Ockwell-Smith, bayi dikelilingi air ketuban. Sehingga, wajar jika orang berasumsi janin belum bisa mencium aroma dan baru bisa melakukannya setelah lahir.

Ockwell-Smith merujuk pada sebuah penelitian yang menunjukkan bayi yang terpapar air ketuban setelah lahir menangis lebih sebentar ketimbang bayi yang tidak terpapar air ketuban.

Para ilmuwan menyimpulkan janin mungkin sudah mengenali kimia yang ada di lingkungan dalam rahim. Karena itulah Ockwell-Smith mengatakan tidak mengherankan kalau bayi begitu tenang ketika dekat dengan ibunya atau saat sedang menyusu, termasuk saat dia tidur dalam dekapan Bundanya.

"Salah satu cara yang jelas membantu menenangkan bayi agar tidur dengan menggendongnya menyentuh kulit dada ibu. Hal itu  memungkinkannya tidak hanya merasakan kehangatannya dan mendengar detak jantung ibu, tapi juga mencium aroma tubuh ibu.

Dikutip dari Medical News Today, ketuban merupakan bantalan bagi janin dari tekanan luar, juga bertindak sebagai shock absorber. Ketuban juga bisa mengontrol suhu lantaran cairan ini mengisolasi bayi, serta menjaganya tetap hangat dan menjaga suhu teratur.

Dengan adanya cairan ini, bayi memiliki kebebasan untuk bergerak, juga memberi kesempatan pada otot dan tulang untuk berkembang dengan baik.

Cairan ketuban secara khusus diproduksi untuk janin. Menurut Harun Yahya, cairan itu untuk menjamin organ-organ janin siap untuk berfungsi setelah lahir. 

Sang janin, ketika di dalam rahim, menggunakan cairan ketuban untuk berlatih menyesuaikan diri dengan dunia luar dengan cara menelan cairan tersebut secara teratur.

Dengan cara ini, lidah sang janin mulai merasakan rasa pahit, rasa manis, rasa asin dan asam. Setelah itu, kelenjar ludah mulai berfungsi. Cairan ketuban yang ditelan oleh janin akan membuat si janin menyiapkan usus untuk fungsi penyerapannya, dan membuat ginjal bekerja karena perlunya penyaringan konstan cairan tersebut dari darah.

Cairan yang diserap dari ginjal dikirimkan kembali ke cairan ketuban. Tanpa mencemarinya, karena ginjal memiliki kemampuan, berbeda dengan fungsi nantinya menyaring dan mensterilkan cairan yang ditelan oleh si janin.

Cairan ini, sama seperti saat anda membersihkan kolam renang, secara terus menerus dibersihkan dengan bantuan sedikit cairan lain.

Seiring dengan perkembangannya, cairan saluran cerna mulai disekresikan ke dalam lambung agar sistem pencernaan siap sepenuhnya. Dan sel-sel usus janin yang baru terbentuk memperoleh kemampuan untuk membedakan antara gula dan garam dan kemudian mengembalikan produk-produk sisa khusus ke darah sang ibu. Dengan cara ini, baik usus maupun ginjal sama-sama bekerja.

''Cairan ketuban dicerna oleh usus janin setiap tiga  jam, berarti delapan kali sehari dan dikembalikan ke ibu melalui darah.

Cairan yang tertelan dilepaskan ke kolam cairan ketuban, baik dari rahim ibu maupun dari paru-paru dan ginjal janin tempat cairan tersebut terbentuk. Dengan begitu, jumlah cairan ini, yang sangat penting bagi sang janin, tetap konstan. Karena sistem yang sempurna ini, sistem pencernaan janin bekerja tanpa membahayakan si janin.

Cairan ketuban tidak hanya mempersiapkan sistem pencernaan untuk masa setelah lahir, tapi juga menjamin si janin dapat bergerak lebih nyaman di dalam rahim sang ibu. Janin mengapung di dalam cairan ini sama seperti perahu dayung yang terikat di pelabuhan.

Dalam keadaan ini, janin dapat bergerak dengan sangat aman di dalam rahim sang ibu. Cairan ini juga melindungi si janin dari setiap trauma dari luar. Tekanan dari arah manapun terhadap cairan ini disebarkan secara merata ke segala arah sehingga melindungi sang janin dari efek yang membahayakan.

Sebagai contoh, jika si ibu berlari, guncangan yang terjadi tidak menimbulkan efek terhadap si janin; sama seperti gabus yang diguncang di dalam tabung yang berisi air.

Sistem perlindungan yang sangat sempurna ini telah diciptakan untuk janin, setiap jenis bahaya yang mungkin terjadi telah diramalkan dan tindakan pencegahan terhadapnya pun telah disiapkan.

Keberadaan cairan ketuban juga penting bagi kesehatan sang ibu. Cairan ini mengisi seluruh rahim ibu, sehingga saat janin tumbuh dan makin berat, tidak menimbulkan tekanan terhadap rahim. 

Jika cairan ini tidak ada, janin yang terus tumbuh akan menyebabkan rahim terdesak ke bawah dan tekanan balik yang diberikan dinding rahim akan menyebabkan perkembangan janin yang normal menjadi tidak mungkin.

Cairan khusus ini memenuhi kebutuhan penting lainnya bagi janin, yaitu suhu yang tetap. Telah diketahui bahwa cairan menyebarkan panas secara merata. Cairan ketuban di daur ulang secara terus menerus dan memiliki suhu yang tetap. Panas yang dibutuhkan untuk perkembangan janin disebarkan secara merata ke segala arah.

Jika terdapat masalah yang berhubungan dengan produktivitas cairan, keberlangsungan penjernihan ataupun penyesuaian volume cairan ini, maka pertumbuhan alami janin akan terganggu. Sebagai contoh, jika jumlah cairan ketuban kurang dari yang dibutuhkan, atau jika cairan ini tidak ada sama sekali, maka serangkaian ketidaknormalan akan mulai terjadi.

Anggota gerak si janin lemah dan menjadi cacat, sendi-sendinya menyatu, kulitnya menjadi kendor, dan karena adanya tekanan, wajah menjadi cacat. Masalah yang paling serius adalah perkembangan paru yang terganggu dan si bayi mati segera setelah lahir.

Semua ini memperlihatkan kepada kita bahwa sejak dari keberadaan manusia hingga saat ini, produksi cairan ketuban berlangsung secara terus menerus secara sempurna. Tanpa cairan ini, janin tidak dapat berkembang di dalam rahim ibunya.

Kenyataan ini sepenuhnya meruntuhkan pernyataan para ahli evolusi bahwa perkembangan terjadi setahap demi setahap pada satu periode waktu.

Jika satu tahap dalam penciptaan seorang manusia tidak terjadi.  jika produksi cairan ketuban kurang, kelahiran tidak akan pernah terjadi dan ras manusia tidak akan pernah ada. Dengan demikian, tidak dapat dinyatakan bahwa cairan ketuban mulai diproduksi setelah suatu periode waktu saat kebutuhan akan cairan ini muncul.

Cairan ini harus ada seiring dengan keberadaan janin. Adalah tidak mungkin menyatakan bahwa cairan ini, yang memiliki fungsi yang sangat penting, dibentuk secara kebetulan. Mengatakan bahwa makhluk yang rumit menjadi hidup adalah mengatakan bahwa makhluk tersebut telah diciptakan dengan sengaja oleh Allah Swt.

Tidaklah mungkin tindakan kebetulan dapat memperhitungkan, menentukan kebutuhan. Juga memilih segala sesuatu yang cocok dengan kebutuhan tersebut dan menggunakannya pada waktu dan tempat yang tepat.

Jelas bahwa Tuhan lah yang menciptakan cairan ketuban dan sistem-sistem yang terkait dengannya. Dia juga menentukan berapa jumlah cairan ketuban yang dibutuhkan. Termasuk aroma dan rasanya yang dikenali bayi. Agar saat bayi lahir dia dapat mengindra ASI bundanya dan makan dari bundanya.

Mari kita simak ayat cinta-Nya dalam  kalam-Nya yang agung. 

“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya." 

Demikianlah, maha benar Allah atas segala yang difirmankannya. Wallahu a'lam bish-showaab. 


Posting Komentar