Al Quran dan Lapisan Kulit

 

Al Quran dan Lapisan Kulit

Saat kita duduk di bangku SD masih ingatkah engkau sahabat? Saat kita belajar panca indra. Bahwa indra kita itu salah satunya adalah indra peraba. Ya, kulit kita. Dia bisa merasakan sakit, lembut, kasar dan terhubung dengan otak.

Nah, kulit ini memiliki banyak lapisan. Saat seseorang terluka bakar cukup parah, syaraf di kulit bisa tidak berfungsi lagi, sehingga tidak merasakan sensasi rasa apapun.

Seorang Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan rasa sakit.

Ini sesuai penelitian bahwa terbukti  ujung-ujung syaraf sensorik itu  sudah hilang fungsinya. Setelah pulang ke Thailand Tajaten pakar dari Thailand yang kuliah di Amerika serikat menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya. Akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam. 

Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berkut; “Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami,kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah MahaPerkasa lagi Maha Bijaksana.”

Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas tiga lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf.

 Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus subcutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien. Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi.

Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hambaNya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut. 

Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaran-Nya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, dan pembuluh syaraf.

Mari perhatikan ayat berikut ini, 

Sungguh, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sungguh, Allah Maha-perkasa, Mahabijaksana. (QS.An Nisa : 56)

Dalam tafsir Ibnu katsir dijelaskan tentang ayat ini. Usai menjelaskan pembangkangan kaum kafir pada ayat ini Allah lalu menjelaskan adanya kaum selain kafir yang juga durhaka.

Sungguh, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, siapa pun mereka, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka sebagai ganjaran atas kekafiran mereka. Setiap kali kulit mereka sudah terbakar hangus, Kami ganti dengan kulit baru yang lain, agar mereka merasakan azab yang sangat pedih. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Allah tidak akan membiarkan orang kafir dan orang yang mengingkari ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada nabi-Nya, tetapi bagi mereka telah disediakan api neraka.

Setiap kali kulit mereka hangus sampai tidak merasakan sesuatu lagi, kulit ini diganti dengan kulit yang baru yang dapat merasakan pedihnya api yang membakar. Demikian siksa itu berlaku seterusnya agar mereka senantiasa menderita dan merasakan kepedihan. 

Padahal mereka menginginkan agar hukuman itu terhenti. Namun Allah tidak mengijinkannya. Demikianlah Allah balas perilaku orang kafir dengan hukuman yang tak sanggup untuk ditanggung manusia manapun.

Namun, setelah diberikan peringatan dalam ayat-ayat ini, mengapa mereka tetap kufur? Sesungguhnya di balik ayat Allah itu ada pesan-pesan yang menggugah.

Ya…Allah, tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia. Semua menjadi pelajaran bagi orang yang berfikir. Wallahu a'lam bish-showaab.


Posting Komentar