Azas Manfaat





Ketika perang dunia II pecah, pasukan Jepang yang sedang bercokol di nusantara berhadapan dengan tentara sekutu. Maka ketika Jepang dinyatakan kalah perang, peluang ini dimanfaatkan oleh para pejuang kita untuk mendeklarasikan sebuah negara yang berdaulat, Indonesia Raya.

Kemudian ketika tentara sekutu masuk ke Indonesia untuk melucuti senjata Jepang, NICA ternyata ikut di boncengan. Mereka memanfaatkan kehadiran sekutu di nusantara untuk kembali menjajah di negeri ini.

Meski berbeda, namun keduanya sama-sama menggunakan azas manfaat terhadap kondisi yang terjadi. Perbedaannya disebabkan dimensinya yang saling berlainan; yang satu mempertahankan dan untuk kelanjutan kehidupan, sementara yang lainnya untuk menghisap untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. 

Kita sendiri merupakan orang tak kalah mahir melakukan azas manfaat ini. Misalnya kalau ada parit di depan rumah, selain dimanfaatkan sebagai tempat buangan air juga tempat buang sampah. Kan kalau hujan nanti ngalir ke sungai. Efektif, gak perlu bakar sampah ataupun bayar uang bulanan ke tukang sampah.

Di sungai juga. Selain tempat buang segala macam hajat, juga dimanfaatkan untuk mencuci, mandi, berenang-renang, sikat gigi. Kalaupun ada kuning-kuning yang menempel, anggap itu vitamin.

Kalau bapak kita jadi pejabat, manfaatkan supaya keluarga dan teman-teman bisa dapat manfaatnya. Jadi pegawai, dapat proyek borongan, atau mutasikan orang yang tidak kita sukai. Apalagi kalau kita yang jadi pejabat di pemerintahan ataupun di perusahaan, manfaatkan sebaik-baiknya biar cepat kaya. Kapan lagi toh. 

Berbagai peristiwa besar bahkan mengenaskan juga bisa dimanfaatkan. Bencana misalnya, bisa kita manfaatkan untuk minta bantuan ke sana-ke sini pasti orang akan iba dan mengucurkan pundi-pundinya. Ini mungkin azas manfaat yang lain lagi.

Kalau ada orang berantem juga bisa kita manfaatkan, kita kompori salah satunya supaya makin panas. Kita buat seolah-olah berpihak padanya, walaupun dalam hati kita tak sabar untuk bisa ambil untung dari kemarahannya. Karena, Anda tahu, untuk marah orang perlu keluar dana besar.

Kita memang cukup mahir untuk hal manfaat memanfaatkan seperti ini. Maka harap maklum saja ketika bom di JW.Marriot dan Ritz Carlton meledak, tiba-tiba SBY tampil di depan TV tampak bersedih dan hampir menangis ketika mengatakan MU jadi batal datang karena bom itu. 

Perilaku menggunakan azas manfaat ini memang terjadi secara massal, dari mulai kalangan ’priyayi’ sampai rakyat jelata. Maka kalau ada jalan raya dibangun mulus, selain kita gunakan untuk melintasinya juga bisa dimanfaatkan untuk berjualan di pinggir-pinggirnya, kalau perlu agak ke tengah, atau malah gunakan separuh badan jalan. Biasa kok, gak perlu sewa ruko, cukup bayar uang keamanan, kita sudah dapat tempat strategis.

Ada lagi manfaat lainnya. Kalau anak Anda pesta kawinan, badan jalan bisa dipakai untuk lokasi pesta. Tutup satu dua hari kan biasa, bahkan kalau ada yang meninggal dunia jalan ditutup seminggu juga aman-aman aja.

Untuk tutup-menutup jalan ini saya sendiri sedang merencanakan melakukannya, barang setengah hari saja untuk acara di rumah saya. Cuma saya terus mikir-mikir, apa yang akan saya jawab kalau nanti Allah SWT bertanya kepada saya: Mengapa engkau merenggut hak orang-orang untuk melintasi jalan di depan rumahmu ?

Sebentar lagi Ramadhan. Di bulan ini segala amalan yang biasa menjadi sangat bernilai tinggi di mata Tuhan. Apalagi amalan yang memang sangat dianjurkan, menjadi tak terhingga. Maka bagi orang beriman, Ramadhan dimanfaatkan untuk sebanyak-banyaknya beramal, beribadah, bersedekah, menebar senyum. Jangankan amalan wajib, semua amalan sunnah dibabat habis, sampai-sampai tidurpun hanya sedikit saja demi ibadah. Mumpung Ramadhan.

Di lain sisi, Ramadhan juga bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya uang untuk Lebaran. Kenyataannya aktifitas perniagaan memang semakin meningkat di dalam Ramadhan; sirkulasi uang semakin berdenyut di pasar. Di Ramadhan, juga ada peluang menarik sumber-sumber dana—’operasi batok’ kata orang—dengan berbagai metodenya.

Antara memanfaatkan Ramadhan untuk ibadah dan operasi batok, Anda bisa pilih salah satunya, ataupun memilih kedua-duanya untuk mengaplikasikan azas manfaat itu. Saya yakin ini suatu kondisi yang diciptakan Tuhan untuk kita pilih. Tapi yang perlu diingat adalah, prinsip azas manfaat itu adalah menjaga dan menumbuhkan bukan menghisap dan mematikan.


Posting Komentar