Dunia hari ini sedang mengalami penderitaan sejadi-sejadinya, pandemi yang terus memakan korban, dari hari ke hari semakin meningkat kasusnya, ribuan nyawa melayang begitu saja seolah tanpa arti dan sedihnya, kita tidak tahu kapan berakhirnya penderitaan ini. Penderitaan ini ditambah dengan kondisi dunia saat ini di bawah genggaman hegemoni kapitalisme global. Ketimpangan dan ketidakadilan ekonomi membuat jurang lebar antara si kaya dan si miskin, konglemerat, dan golongan melarat. Bayangkan, sebagian besar kekayaan alam dunia hanya dikuasai segelintir kalangan saja. Penjajahan terjadi dimana-mana, termasuk di negeri muslim terbesar ini. Sistem politik demokrasi menjadi cara yang begitu ampuh dan senjata tercanggih bagi negara adidaya untuk menanamkan neo imperialisme di negeri-negeri yang kaya akan sumber daya alamnya.
Cengkeraman ideologi kapitalisme betul-betul telah membuat kefasadan dimana-mana. Ideologi yang bersumber dari sekulerisme sebagai pijakannya menjadikan hawa nafsu manusia sebagai tuhan-tuhan baru selain Allah. Manusia yang tergolong makhluk lemah itu telah mengambil hak Allah sebagai pengatur kehidupan dengan menciptakan aturan kehidupan menurut akalnya sendiri. Sehingga yang terjadi justru cacat, fasad, kerusakan serta malapetaka terjadi di berbagai lini.
Sektor ekonomi, penerapan sistem ekonomi kapitalis liberal sukses menjadikan kekayaan yang notabene milik rakyat menjadi barang bebas, yang bebas dimiliki siapa saja, baik swasta maupun negeri, bahkan asing sekalipun. Jika mereka mau semua bisa mereka kuasai dengan cara apapun. Alhasil sumber daya alam yang seharusnya bisa menjadi sumber pendapatan negara harus memaksa perpajakan untuk menggantikannya sebagai sumber APBN terbesar di negeri ini.
Di sektor politik, kedaulatan di setir dan dikendalikan oleh negara-negara adikuasa menggunakan remote kontrol yang didesain melaui penerapan sistem politik demokrasi yang terbukti sukses menjadi alat penjajahan tercanggih abad ini. Lihat saja, berbagai kebijakan yang memihak kepentingan asing kemudian lahir dari rahim sistem ini. Akhirnya, rakyat semakin menderita umpama budak di rumah sendiri.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslimtidak boleh diam saja, harus tampil untuk merubah kondisi yang ada. Menawarkan solusi yang akan menyulap penderitaan menjadi keberkahan, keterpurukan menjadi kemuliaan. Yaitu dengan Islam, Islam yang akan memperbaiki semuanya, karena Islam is the only solution!
Kenapa harus Islam? Karena sesungguhnya, akar permasahan yang menimpa umat ini akibat dari tidak diterapkannya aturan-aturan Allah dalam kehidupan ini. Allah sebagai Rabb dan Ilah bagi semesta, Al-Khaliq wa Al-Mudabbir.
Dalam kajian ilmu tauhid Rabb bermakna Tuhan, Pencipta, Pengatur, Pemelihara, Pendidik bagi alam semesta. Allah ‘azza wa jalla adalah Pencipta sekaligus Pengatur yang berhak atas seluruh umat manusia. Kemudian keberadaan-Nya sebagai Ilah yang bermakna Sembahan, yang diibadahi, yang ditaati mewajibkan seluruh manusia untuk menyembah dan mentaati seluruh aturan-Nya.
Aturan Allah bukan hanya meliputi aktivitas ritual seorang hamba, akan tetapi menyempurna yaitu kaffah dalam setiap aktivitas perbuatan manusia. Baik dalam ranah pribadi, bermasyarakat maupun bernegara. Aturan Allah itu juga memasuki ranah ekonomi, politik bahkan pemerintahan. Maka benar Rasulullah saw yang diutus dengan membawa kehidupan dari kegelapan menuju kebercahayaan.
Allah swt menurunkan islam untuk mengatur kehidupan manusia agar mulia dan sejahtera. Sebagaimana firman-Nya,
“Dan kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al Anbiya:7)
Dalam fitrahnya sebagai makhluk yang lemah, terbatas serta membutuhkan sesuatu, memposisikan manusia sebagai hamba semata, yang mesti menjalankan dan mentaati aturan Allah. Tidak lebih dari itu. Manusia yang lemah ini tidak berhak menciptakan aturan kehidupannya sendiri. Manusia fitrahnya sebagai makhluk. Membiarkan manusia menciptakan aturan kehidupannya sendiri akan memaksa aturan Allah bergeser dari maqamnya yang agung. Undang-undang kehidupan yang dibuat manusia serta merta menggusur syariah Allah, sehingga yang lahir adalah cacat, fasad bahkan malapetaka bagi keberlangsuangan kehidupan manusia itu sendiri. Maka wajar jika kondisi seperti ini mewarnai kehidupan umat manusia hari ini.
Maka, sebagai seorang mukmin mesti tampil untuk mengajak manusia mengembalikan fitrahnya sebagai manusia serta mengembalikan kedudukan Allah sebagai Rabb dan Ilah secara sempurna, Pencipta dan juga Pengatur, Raja serta Penguasa yang berhak diibadahi dan ditaati dalam setiap jengkal kehidupan hamba. Mengajak umat ini untuk kembali pada tuntunan Islam, serta menerapakan ajaran Islam secara sempurna . Sebagaimana peritah Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syathan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah)
Membiarkan keadaan dalam sekulerisme seperti sekarang ini, sama saja membiarkan langkah-langkah syaitan, sebagaimana lanjutan ayat tadi. Padahal telah jelas, syaitan hanya akan mengantarkan Bani Adam ke dalam jurang kehancuran dan kesesatan.
Islam yang kita sampaikan tidak boleh hanya parsial atau hanya memberikan solusi jangka pendek saja, tetapi harus bisa menjadi solusi tuntas atas segala problematika. Yakni dengan mengemabalikan segala permasalahan kepada solusi Islam secara menyeluruh dalam penerapan syariah Islam secara kaffah. Dan penerapan Islam secara kaffah itu tidak bisa jika tidak menerapkan sistem pemerintahan secara syar’I menjadi pelaksana penerapan syariah Islam. Sebagaimana yang dicontohkan Baginda Nabi Muhammad saw, yaitu sistem pemerintahan dalam bingkai daulah khilafah islamiyah.
Posting Komentar