Pupus Satu, Jangan Risau!

 



Saat itu dia janji akan jaga aku, perhatikan aku, selalu kasih puisi aku, kirim kata-kata yang romantis buat aku, ngingetin aku kalo aku salah, pokoknya dia adalah pangeranku yang super perfect en paling aku suka.

Mengisi disebuah pengajian adalah aktivitas nya bisa dibilang dia adalah orang yang disebut ustadz....je ileee pede banget. Tapi bener kok dia itu seorang ustadz muda di daerahnya, dia sering keluar kota untuk mengisi kajian-kajian. Tak jarang juga ada cewek-cewek yang ngefan  sama dia, kalau dia keluar di panggung cewek-cewek  pada teriak-teriak, bahkan ibu- ibu juga , huft aku jadi sebel deh. hehe Cemburu ni yeee ceritanya. Ya iya lah secara gitu cowok gua di idolakan sama cewek-cewek ya harus cemburu. Kan ini wujud rasa sayang en cinta aku...hmm lebay

Aku kadang bingung, aku itu iri, tapi juga bangga sama dia karena dia itu hebat banget sih. Sedangkan aku belum bisa apa-apa, emang sih aku juga bermimpi jadi seorang ustazdah, tapi kalo sekarang aku masih jauh banget sama dia, jadi minder nih. Tapi nggaklah ngapain minder kan aku juga bisa minta diajarin sama dia pasti mau kok. Dia itu ganteng so pasti, sholeh, rendah hati lagi. Kalau dipuji sama orang-orang dia nggak mau, kata dia kalau orang itu suka memujinya, dia bakal jadi orang yang sombong en akan lupa, dan pastinya nggak akan tengok kanan kiri. Nggak banget gitu seorang ustadz masa gitu.

Hari demi hari hubungan kami makin erat, keluarga kita pun udah pada tahu dan setuju, lagian aku juga  udah  yakin kok, kalau aku udah menemukan orang yang tepat, yang bisa membimbingku, yang akan menjadi imam buat aku. Dia pun udah siap, kan dia juga udah hampir menyelesaikan studynya sekarang, sudah semester akhir en dia juga sudah punya kerjaan yang tetap. Jadi aku nggak bakalan kawatir!

Kalo aku sih baru mau masuk kuliah tahun ajaran ini, saran dari keluarga nggak ada sih terserah aku, tapi yang penting kalo kuliah masih dekat atau satu kota, artinya nggak boleh keluar kota. Kalo saran dari doi nih nyaranin, aku supaya ke universitas yang berbasis Islam, ya harapannya agar aku lebih mengenal Islam secara lebih, en aku menjadi lebih baik. Aku sih sangat setuju dengan dia, tapi masalahnya universitas yang berbasis Islam en kualitas bagus harus keluar kota sedangkan ortuku nggak ngijinin, gimana dong????

 Akhirnya aku putuskan aku kuliah di kota sendiri karena aku pikir-pikir walaupun menurut kita itu baik, tapi ortu nggak ngijinin ya bakalan nggak berkah deh langkah kita. Hmm sekarang aku berfikir dimanapun aku belajar pasti sama aja, yang penting aku tetap memegang teguh ajaran agama.

Hari ini adalah hari pertama masuk kuliah, aku diantar sama dia, karena walaupun masih di kota sendiri, kampus aku juga lumayan jauh dari rumah, kalo naik bus juga butuh waktu 4 jam, tapi kalo motoran cuma 2 jaman lah paling. Dia nganter aku pake motor, jadi aku boncengan sama dia, tapi ya nggak seperti orang-orang sih aku tetep jaga jarak, karena kita kan pacaranya nggak seperti orang-orang yang mesra-mesraan aja. Bagi kami menjalani sebuah hubungan itu nggak buat seperti itu, tapi dimana kita saling membawa kejalan yang lebih baik, saling menghargai, saling mengingatkan jika ada salah diantara kita, jadi kita saling melengkapi.

Karena jaraknya kampus jauh dari rumah untuk hari-hari perkuliahan aktif aku kos di dekat kampus. Ya sekali-kali pulang lah 2 minggu sekali biasanya. Di kampus aku banyak ikut organisasi-organisasi intra kampus maupun ekstra. Salah satu organisasi yang aku ikuti adalah organisasi keislaman, maksudku UKM kerohanian, di dalam UKM kerohanian ini sering mengadakan kegiatan-kegiatan salah satunya adalah kajian yaitu kajian rutin, yang diadakan setiap hari Minggu.

Aku sering ikut kajian secara rutin, hatiku tambah tenang , tentram en rasanya enak banget setiap kali mendapat siraman rohani, pokoknya beda banget dengan sebelumnya. Islam gitu lo. Disuatu Minggu tema kajiannya tentang CINTA. Siapa sih yang nggak kenal dengan cinta, yang namanya anak muda pasti kenal lah! Orang tua aja juga kenal kok. 

Aku seneng banget dengan tema itu karena pas banget gitu dengan jiwa anak muda, apalagi yang lagi kasmaran kayak gue. Saking semangatnya aku yang kebetulan sebagai  panitia aku yang ngatur semua dari memilih materi, memilih pemateri de el el. Kajian itu dimulai ustazdah Iffa sang pemateri dengan pemaparan-pemaparan jenis cinta. Aku semakin penasaran nih!

Cinta yang hakiki itu hanya berasal dari Allah, jika kita ingin mendapatkan Cinta-Nya jangan kau menduakan-Nya, Allah nggak suka di duakan. Jadi kita baru dikatakan sebenar-benarnya cinta sama Allah jika kita Menaati seluruh perintah Allah dan meninggalkan larangannya. Beliau bilang lagi kalo kita tidak boleh salah mengartikan cinta, karena cinta adalah  hanyalah sebuah perasaan, bisa benar dan juga bisa salah, artinya apabila cinta itu diekspresikan secara Islam maka cinta itu akan bermakna benar, tapi sebaliknya adek-adek apabila kita memaknai cinta salah yakni tidak tercerdaskan secara Islam, maka juga akan salah. Contohnya pacaran . Apakah pacaran itu wujud dari cinta, wah itu salah besar, semoga yang disini nggak terjerumus kearah situ ya! Karena kita orang Islam, impian kita adalah memperoleh cinta dari zat yang memberi cinta yaitu Allah azza wajalla.

 Jadi kita tidak boleh memaknai cinta itu adalah hal yang agung suci dan lain sebagainya. Dalam Islam tidak mengenal pacaran sebelum dihalalkan, maksudnya sebelum nikah, ada tata aturan pergaulan yang mengatur antara pria dan wanita yang bukan mahram, dan semua aturan itu adalah aturan yang terbaik untuk meraih cinta-Nya. 

Hmm sungguh indah sekali aturan Islam itu. Satu lagi dalam Islam tak ada pacaran yang Islami dimana aktivis pacaran Islami katanya tak aneh-aneh, malah mereka katanya saling menjaga, saling mengasihi karena Allah, saling mengingatkan dalam kebaikan terus, mereka merasa benar dengan hal itu. Kan yang menjalani pacaran  aktivis dakwah masa dosa juga?

Mereka nggak sadar cara mereka salah, karena tidak sesuai dengan Islam. Adek-adek perlu kita tahu, apabila kita ingin memperoleh cinta yang sebenarnya cinta , kita harus mencintai Allah secara sempurna, jangan mengkhianati-Nya, jangan kau sakiti, Insya Allah, cinta kita juga akan terbalas dengan sempurna juga. Caranya? Kita harus mengamalkan Islam secara sempurna tidak setengah- setengah, apalagi para aktivis dakwah, kita harus tahu kita harus menyebarkan Islam dan mengamalkannya secara sempurna tak boleh setengah- setengah, tidak ada tawar menawar sedikitpun, agar semua yang kita lakukan mendapat cinta dan ridho-Nya.

Setelah kajian itu aku pulang ke kos dan merenungi kata-kata yang mak jleb menampar-nampar hatiku dari ustazdah Iffa, aku menangis, hatiku terasa teriris, pikiran tak tenang de el el. Aku ambil air wudhu dan sholat untuk tenangkan hatiku . Ya Allah ampunilah dosa hambamu ini, kebodohan, kebutaan hamba, hingga hamba menduakan-Mu selama ini. Padahal aku selama ini tak pernah merasa salah, dan sadar akan hal itu. Aku sudah tertipu karena cinta manusia karena hanya berbekal setengah ilmu. Aku tak pernah sadar kalo aku belum terikat apa-apa dengan si dia, aku sudah menganggap dia adalah pemimpinku, yang akan melindungiku dari kesalahan, pengingatku untuk dekat sama Allah.

Ternyata aku salah, karena sebaik apapun orang itu tapi dia juga masih menggemari pacaran, berarti orang tersebut belum paham Islam secara keseluruhan. Dan walaupun niatnya baik untuk mencari pasangan akan tetapi jika salah dalam proses pencarian tersebut, Allah nggak terima amal kita. Karena Allah sudah memberikan aturan-Nya, jika kita ingin amal kita diterima, selain niat beramal kita harus baik karena Allah tapi juga harus disertai cara melakukan amal tersebut juga benar dalam artian sesuai aturan Allah.

Aku baru sadar cinta yang ku tanam selama ini salah. Padahal sebelumnya aku pikir aku nggak salah. Karena aku nganggap dia itu adalah penasehat, bukan pacar aku, dan dia pun meminta ijinnya juga sama ortu untuk jadikan aku seorang istri. Tapi ternyata tak semudah itu, lama–lama aku jadi sering banget mikirin dia, dia sedang apa, udah makan apa belum, berdoa dalam salatpun aku juga berdoa untuk keselamatan untuk dia, perlindungan untuk dia, dan juga juga untuk kelanggengan hubungan kita. Sampe-sampe aku kadang berfikir kalo dia selingkuh gimana, gimana kalo dia menemukan orang yang lebih baik dari aku gimana? Dan berbagai pemikiran bikin gue tambah pusing banget dan was-was. 

Hari demi hari terus berjalan, aku menjadi semakin khawatir. Dalam hati aku ingin berubah tapi aku juga masih takut menyampaikan apa maksud aku ke dia. Untungnya dia telphone aku duluan, dia nanya kenapa sekarang aku nggak kasih kabar, nggak sms, nggak telfon atao kirim kabar lainnya. Aku jawab simpel aja afwan aa' aku pengen berubah, hubungan kita cukup aja sampai disini! 

Apa? tanya dia. Tak ada angin tak ada hujan kenapa kamu ingin hubungan kita berakhir? Apa yang membuatmu seperti ini, apa kamu udah punya calon lain selain diriku, apa kamu berubah karena tekanan?”tanya dia” Nggak  aa' aku pengen berubah, aku kan selama ini tidak tahu apa-apa tentang Islam. Aku pengen belajar menjadi lebih baik dan menjadi muslimah sejati, mengamalkan Islam itu aja alasannya. "Jawabku" Apa selama ini kamu tidak mengamalkan Islam? "tanya dia" udah a' tapi belum sepenuhnya karena aku belum tahu banyak tentang Islam. Jadi sekarang aku mau fokus dengan belajarku dan belajar Islam. Dan aku juga baru tahu kalo Islam juga tidak memperbolehkan pacaran, jadi sebaiknya kita tidak melakukannya.

 Kan selama ini kita nggak pacaran dek! Kamu calon istriku jadi kita taarufan sebelum nikah, kamu juga masih mau kuliah! Jelas dia.

Selang beberapa menit aku mengirim syair lagu ke dia:

"Kau tahu tentang hatiku yang tak pernah bisa melupakanmu, kau tahu tentang diriku yang selalu mengenangmu selamanya, kini kusadari  bahwa semua itu adalah salah dan  juga keliru. Akan membuat hati menjadi ternodai, maafkanlah segala khilaf yang tlah kita lewati telah membawamu kejalan yang melupakan Tuhan, kita memang harus berpisah untuk menjaga diri, untuk kembali arungi hidup dalam ridho Illahi, ku tahu bahwa dirimu mendambakan kasih suci yang sejati, kuyakin bahwa dirimu merindukan kasih sayang yang hakiki, kini kusadari bahwa semua itu adalah salah dan keliru akan membuat hati menjadi ternodai, maafkanlah segala khilaf yang tlah kita lalui , tlah membawamu kedalam jalan yang melupakan Tuhan, kita memang harus berpisah untuk menjaga diri, tuk kembali arungi hidup dalam ridho Illahi. Dan bila takdirnya kita bersama pastilah Alloh akan menyatukan kita. (By Tashiru)

Tidak berlangsung lama juga dari syair lagu yang ku kirim, lansung dijawab sama dia. Dia merasa tersinggung, karena selama ini dia merasa tidak pacaran. Dan hubungan kita juga tidak membuatnya lupa dengan Tuhan. Intinya dia tidak terima dengan semua itu. Dia merasa tertuduh menjadi orang yang jahat, tidak beriman ketika mempunyai hubungan denganku.

Satu hari, dua hari, dan selama satu pekan. Dia masih terus menghubungiku, memberikan semangat, keyakinan tentang keseriusan dia, mengirim kata-kata motivasi dan hadist-hadist, tapi sejak itu aku tak pernah meresponnya lagi, sekedar membalas smsnya pun tidak. 

Setelah satu minggu itu, akhirnya dia berhenti menghubungiku lagi dan setelah dua minggu dia tidak memberikan kabar, akhirnya dia memberikan kabar kepadaku jika dia mau menikah.

Saat itu aku hanya membalas "selamat" gitu aja. Tapi di dalam hatiku sungguh remuk, redam, sedih entah semua bercampur dalam pikiranku. Aku menangis, aku marah, aku kesal dan lain sebagainya.

Disatu sisi aku sebenarnya belum bisa melupakannya, dan masih berharap jika suatu saat dia adalah jodohku. Perasaan itu masih terus berlangsung hingga dua hari, entah setelah itu semua rasa itu sudah berangsur-angsur hilang.

Aku mencoba melupakan dia, dan terus berpikir bahwa dia bukan jodohku jadi aku nggak perlu memikirkannya. Ku sibukkan diriku dengan berbagai aktivitas dan belajar ilmu-ilmu Islam. Alhamdulillah akhirnya semua bisa lupa dan terus berpikir positif.

Selang  beberapa hari dia sebelum menikah, aku ketemu temanku yang kebetulan saudaranya dia. Temanku tadi bercerita banyak hal, dan juga bercerita kalo dia punya saudara namanya si A akan menikah, dan dapat tetangganya. 

Saat itu saya baru tahu kalo dia itu adalah saudara temanku tadi. Kemudian aku bertanya sama temanku. Apa sudah lama kenal dengan tetangganya tadi. Temanku bilang sudah lama, bahkan tiga bulan lalu sudah melamar tetangganya tadi. Saat itu aku hanya diam, dan mengiyakan apa kata temanku tadi.

Setelah aku pulang, aku merenung dalam hatiku hancur dan menyesal. Selama ini aku sudah menyia-nyiakan waktuku, pikiranku, tenagaku, hatiku untuk jodoh orang. Aku selama ini memikirkan orang, mendoakan orang yang bukan siapa-siapa, yang ternyata selama itu pula orang tersebut belum tentu memikirkanku.

Itu jelas sia-sia dan tidak berguna, maka dari itu aku bisa mengambil pelajaran dari hal ini bahwa jika kita belum siap nikah jangan sekali-sekali, mengambil cara pacaran baik itu yang disebut pacaran islami sekalipun. Karena baik yang dikatakan pacaran islami atau pacaran biasa itu maknanya sama saja. Sama-sama dosa, sama-sama mengikat janji, tapi janji palsu karena tidak diikat dengat ikastan suci pernikahan. Toh, walaupun sudah mengikat janji yang disebut "jadian" kedua belah pihak juga tidak bisa menjamin bahwa kedua insan telah berjodoh. Jodoh tetap hak preogratif Allah. Seberapapun usaha kita, tetap Allah yang berkuasa menentukan.

Jadi, lebih baik kita melakukan aktivitas yang tidak membuat sakit hati dan menambah beban pikiran. Belajar ilmu Islam, mengamalkannya, dan menyebarkannya, agar teman-teman kita tercerahkan dengan Islam.

Masalah jodoh, tak usah khawatir karena itu rahasia Allah, jika kita orang baik insya Allah kita juga akan dapat orang baik. Karena jodoh itu adalah cerminan dari diri kita. Jadi jika kita menginginkan jodoh yang baik maka mulai saat ini perbaiki diri, pantaskan diri. Hingga suatu saat Allah menentukan jodoh yang tepat buat kita. Upaya perbaikan diri, dan pemantasan diri adalah upaya yang di yang dianjurkan Islasm dalam menjemput jodoh.

 Mulai saat ini aku tinggalkan aktivitas jahiliyahku, kuganti dengan jalan yang indah yaitu belajar Islam. Semoga bisa ikut dalam kumpulan orang-orang yang memperjuangkan Islam yang sempurna ini, sampai titik darah penghabisan.

Ada canda tawa, luka derita, tapi sungguh indah apabila canda kita, tawa kita, sedih kita, itu dalam menuju kebaikan untuk meraih ridho-Nya. Kita sedih, kita menderita karena dakwah, tapi tak lebih mulia dibandingkan seorang yang hidupnya tidak dipersembahkan hanya untuk agama tercinta ini yaitu dinulloh Islam. Sahabat jangan berhenti daam menuntut ilmu, karena kadang tak sadar bahwa kita menjadi buta, tuli, tak tahu kebenaran yang harus kita cari. Ada satu hal yang tidak bisa menjaga kita, tapi kita yang harus menjaganya, yaitu ilmu, jika amal akan menjaga kita, tapi sahabatku, berbeda dengan ilmu jika kita tak mencarinya, dan menjaganya dia akan hilang.

So, sibukkan diri kita untuk menuntut ilmu dan mendekat kepada-Nya. Kata "semua akan indah pada waktunya" insrya Allah akan kita raih setelah kita dekat sama Allah dan tawakal kepada-Nya.





Posting Komentar