Dan Malaikat Pun Gemes

Hijrah adalah wajib karena setiap yang statis akan membusuk; batu yang tak bergerak akan berlumut, air parit yang tak mengalir akan berbau busuk dan j


Dan Malaikat Pun Gemes

Oleh : 
Dedi Sahputra

Di salah satu bagian hidupnya, Almarhum Bangun Sugito atau lebih dikenal dengan nama Gito Rollies pernah muncul di Medan. Malam itu dia bercerita panjang lebar tentang dirinya, masa lalunya dan kerinduannya kepada Illahi.

‘’..hanya anak domba yang lepas dari rombongan yang akan dimangsa srigala. Karena itu, hidup kita ini harus berjamaah,’’ katanya waktu itu. Bersama halaqah-halaqah yang diridhoi Allah SWT. Seperti biasa, setiap kali berbicara mengenang masa lalunya dia selalu menangis meneteskan air mata. Bagaimana dulu dia terbiasa dengan minuman keras, Narkoba dan berbagai kehidupan malam lainnya. Setiap kali terbanyang masa lalunya, setiap kali pula dadanya terasa sesak, dan sujud pun tak puaskan inginnya untuk haturkan sembah sedalam kalbu.

Ya, Gito menyadari bahwa dirinya adalah orang yang pernah lepas dari rombongan besar kaum Mukminin. Tubuhnya habis dicabik-cabik ‘srigala’ hingga terpuruk ke dalam kubangan kemaksiatan. Tidak satupun maksiat yang tak pernah dilakukannya. Sampai akhirnya hidayah itu tiba, dengan tertatih-tatih dia kembali ke rombongan dengan penuh ‘luka’ di sana-sini.

Hari-hari menjelang hayatnya, tidak satupun kesempatan disia-siakannya untuk berhijrah di jalan Allah SWT. Bahkan sakitpun tak menghalanginya untuk berdakwah, berbagi pengalaman, mengajak orang untuk ikut berhijrah. Gito adalah model hijrah yang sempurna, dari kekelaman masa lalu, bersungguh-sungguh dan bergegas ke jalan Allah.

***

Sudah menjadi sunnatullah bahwa alam semesta beserta isi dan segala kejadiannya akan terus bergerak dinamis. Kosmos dan hukum yang melingkupinya merupakan bagian dari suatu proses dari awal mula sampai berakhirnya nanti, siang selalu bergerak malam juga sebaliknya, orang akan tumbuh dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan mati. Zaman juga berubah, dari masa penjajahan, revolusi fisik, orde lama, orde baru, reformasi dan nanti pasti akan berubah lagi. Atau kalau mau lebih luas lagi, ada masa Romawi kuno, ada masa kejayaan Islam dan kini ada pula negara adidaya Amerika Serikat yang menjadi poros peradaban dunia kontemporer dan pasti ini juga akan bergerak dan berganti.

Manusia sebagai mahluk yang dipercayakan sebagai khalifah di muka bumi harus ikut dinamis, terus bergerak, berhijrah dari satu posisi ke posisi lainnya. Orang yang bersifat statis akan tergerus oleh ’gerakan alam’. Bahkan ketika orang bermain sepakbola, dia harus terus bergerak ke sana ke mari dalam garis lapangan, seorang petinju juga harus terus bergerak di atas ring agar tidak menjadi sasaran empuk lawan. Dalam batas-batas tertentu, orang harus terus bergerak dan tak boleh diam.

Hijrah adalah wajib karena setiap yang statis akan membusuk; batu yang tak bergerak akan berlumut, air parit yang tak mengalir akan berbau busuk dan jadi sumber penyakit, kendaraan yang lama tidak digunakan juga bisa game over. Maka ketika ada kelompok umat Muslim Makkah menolak ajakan Rasul untuk berhijrah, mereka kemudian ditindas oleh kafir dan dipaksa berperang. Orang yang menolak hijrah, yang kemudian wafat adalah zầlimii anfusihim atau orang yang menganiaya diri sendiri.

Sampai-sampai malaikat pun merasa gemes kepada orang yang tidak mau diajak berhijrah ini. Lha wong disuruh ke tempat yang lebih baik, disediakan tempat yang luas di muka bumi dan disediakan rezeki yang banyak (Q.S. 4:100), kok gak mau. ...fiima kuntum... alam takun ardullầhi...(Q.S. 4:97) dalam tafsiran bebasnya kira-kira malaikat berkata begini, ...gimana sih kalian ini... bumi Allah itu-kan luas...

***

Salah satu ciri masyarakat urban adalah tingkat stress yang tinggi. Orang kehilangan momentum untuk menemukan tujuan hidupnya dan kebosanan pada rutinitas kehidupannya. Fenomena yang terjadi, ketika orang menemukan kebuntuan maka akan beralih atau berhijrah ke jalan agama. Saya merasakan di tahun-tahun belakangan ini orang berbondong-bondong kepada agama, seperti magnet, perilaku satu orang yang berhijrah akan mempengaruhi perilaku lainnya.

Gito Rollies adalah salah satunya, tipe orang yang berhijrah secara total dan bersungguh-sungguh. Di luar itu masih banyak orang yang meletakkan satu kakinya di jalan yang lurus sedangkan sebelah kakinya lagi masih tertanam dalam kemaksiatan.

’’Paling tidak kita sudah hijrah, walaupun bertahap...’’ Mungkin kalimat ini yang dijadikan pembenaran dari pola hijrah yang setengah hati. Karena sudah dimulai, Insya Allah makin lama makin mantap dan bisa semakin sempurna. Harus optimis dong...

Namun, salah satu makna hijrah adalah peningkatan secara kualitatif perjuangan, ubudiyah secara individu maupun berjamaah. Ketika kita bergerak untuk hijrah sesungguhnya tidak ada lagi kata pesimis ataupun optimis, karena yang ada adalah gerakan itu sendiri. Rasa optimis dan pesimis itu berbaur menjadi satu menjadi satu perasaan harap-harap cemas. Gerakan hijrah berarti memboboti sesuatu dengan isi, sedangkan statis adalah sesuatu yang kosong yang gampang dirasuki apa saja.


Terima kasih telah mengunjungi Medandakwah.com! Kami mengundang Anda untuk menulis dan mempublikasikan artikel op-ed/opini Anda bersama Kontributor Medan Dakwah Lainnya

Posting Komentar