Sejarah keilmuan Islam di Mesir dan kontribusi para ilmuwan Muslim

Revolusi Mesir bukan sekadar pergantian pemimpin, tetapi kesempatan mengembalikan kejayaan Islam. Pelajari sejarah peran Islam dalam sains dan teknolo

Sejarah keilmuan Islam di Mesir dan kontribusi para ilmuwan Muslim


Revolusi Mesir dan Kebangkitan Peradaban Islam: Sebuah Refleksi Sejarah dan Sains

Revolusi Mesir: Awal dari Perubahan Besar?

Setelah Tunisia, Mesir mengalami revolusi besar yang mengguncang dunia. Husni Mubarak, yang dipandang sebagai simbol ketidakadilan oleh rakyatnya, akhirnya mundur setelah 18 hari demonstrasi besar-besaran. Namun, apakah revolusi ini hanya sekadar pergantian pemimpin, ataukah awal dari perubahan sistem menuju kebangkitan Islam?

Sistem sekuler yang selama ini diterapkan terbukti membawa keterpurukan bagi Mesir. Dari sisi sains dan teknologi, data dari United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2003 menunjukkan bahwa jumlah lulusan Master of Science per sejuta penduduk Mesir hanya 370 orang, jauh tertinggal dari Israel yang memiliki 13.000 orang. Kondisi ini mencerminkan betapa besar potensi yang hilang akibat kebijakan yang tidak mendukung perkembangan ilmu pengetahuan.

Namun, fakta sejarah menunjukkan bahwa Mesir pernah menjadi pusat keilmuan dunia, baik dalam fiqih Islam maupun sains dan teknologi. Kehebatan Mesir di masa lalu hanya bisa disandingkan dengan kejayaan Cordoba dan Baghdad. Rahasia di balik kejayaan ini adalah Islam, yang membawa pencerahan dan dorongan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Kebangkitan Ilmu Pengetahuan di Mesir Berkat Islam

Sebelum Islam datang, Mesir dikenal memiliki banyak ilmuwan di bidang matematika, astronomi, dan teknik. Piramida yang dibangun dengan presisi tinggi menjadi bukti kejayaan teknik sipil di era Fir'aun. Namun, setelah Romawi menaklukkan Mesir, peradaban ini mengalami kemunduran drastis selama enam setengah abad. Perpustakaan Alexandria yang menjadi pusat ilmu hancur oleh invasi Romawi.

Semua berubah ketika Amr bin Ash membebaskan Mesir dari tangan Romawi. Ketika itu, pampasan perang yang diminta bukanlah emas atau harta benda, melainkan buku-buku kuno yang ditelantarkan selama berabad-abad. Buku-buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, dipelajari, dan dikembangkan, yang kemudian melahirkan para ilmuwan Muslim terkemuka.

Universitas Al-Azhar: Pabrik Ilmuwan Kelas Dunia

Sejak tahun 969 M, berdiri Universitas Al-Azhar, yang menjadi pusat keilmuan Islam. Universitas ini tidak hanya menghasilkan ulama besar, tetapi juga ilmuwan yang berkontribusi dalam perkembangan sains dan teknologi. Al-Azhar dikenal sebagai tempat lahirnya para mujahid intelektual, yang tak hanya berilmu, tetapi juga siap membela Islam.

Para aghniya (orang kaya) pun terdorong untuk berwakaf, mendukung Al-Azhar dengan aset produktif seperti kebun, pabrik, dan pasar agar pendidikan Islam tetap berjalan.

Ilmuwan Muslim Mesir yang Berjasa bagi Dunia

1. Ilmu Kimia

  • Khalid ibn Yazid (650-704 M) adalah ilmuwan Muslim pertama yang menerjemahkan alkimia Mesir Kuno ke dalam bahasa Arab, membuka jalan bagi perkembangan ilmu kimia modern.
  • Pada 1250 M, para insinyur Mesir menciptakan senapan tangan pertama di dunia (midfa), yang digunakan untuk melawan tentara Mongol dalam Pertempuran Ain Jalut. (Sumber: Encyclopedia Britannica)

2. Matematika dan Fisika

  • Abu Kamil Syuja (850-890 M) mengembangkan aljabar yang menjadi dasar bagi matematika modern.
  • Ibnu al-Haitsam (1021 M) menemukan teori optik, yang kemudian menjadi dasar perkembangan kamera. (Sumber: NASA)
  • Ibnu Yunus (1000-1009 M) menemukan prinsip gerak bandul (pendulum), yang digunakan dalam pengembangan jam modern.

3. Teknologi dan Rekayasa

  • Al-Farghani (860 M) membangun Nilometer, alat peringatan dini banjir Sungai Nil.
  • Ma'ad al-Mu'izz (953 M) menciptakan pulpen pertama dengan sistem reservoir tinta, jauh sebelum dipatenkan di Eropa.
  • Taqiyuddin (1551 M) mengembangkan mesin uap, lebih dari satu abad sebelum James Watt.

4. Kedokteran dan Rumah Sakit Modern

  • 800 M, rumah sakit jiwa pertama di dunia didirikan di Cairo.
  • 1285 M, rumah sakit terbesar dunia dibangun oleh Sultan Qalaun, dengan konsep layanan gratis untuk semua pasien tanpa memandang etnis atau status sosial. (Sumber: WHO)

Kesimpulan: Kebangkitan Mesir dengan Syariat Islam

Mesir memiliki sejarah kejayaan dalam sains, teknologi, dan kedokteran yang bersumber dari penerapan Islam dalam kehidupan. Revolusi yang terjadi saat ini seharusnya tidak hanya mengganti pemimpin, tetapi juga mendorong penerapan syariat Islam agar Mesir dapat meraih kembali kejayaannya dalam sejarah peradaban dunia.

Dengan menjadikan Islam sebagai dasar pemerintahan, Mesir bisa kembali menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban, sebagaimana pada masa kejayaan Islam. Wallahu a'lam bishawab.



Posting Komentar